Bincang Pagi Bersama Alumni
Oleh: Lia Rahmawati
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan khususnya peminatan Manajemen Rumah Sakit telah menyelenggarakan agenda dengan tema Bincang Pagi Bersama Alumni, yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Januari 2021
Jam : 07.30 – 08.00 WIB
Tempat : Online via Zoom App
Narasumber pada Bincang Pagi Bersama Alumni adalah Bapak Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ.,MPH selaku Direktur Utama RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor dan Alumni MMR tahun 2008. Diskusi dibuka dengan pengantar oleh Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS selaku Ketua Minat MMR Prodi S2 IKM, Departemen HPM FK-KMK UGM, dan acara dipandu oleh Ghitka Nabila selaku Penyiar dan MC pada Bincang Pagi Bersama Alumni pada pagi hari ini.
Dalam bahasannya Bapak Fidiansjah mengatakan bahwa, terkadang aspek kesehatan jiwa didalam kehidupan manusia kurang mendapatkan hal yang proporsional dibandingkan aspek kesehatan fisik. Oleh karena itu, bincang-bincang seperti ini bisa meningkatkan endorfi, dan bisa meningkatkan kestabilan dari fungsi neurotransmitter, agar kita bisa menjaga emosi kita, dan akhirnya juga bisa mengekpresikan perasaan kita dengan penuh kebahagiaan dan tentu akan melahirkan isi-isi pikiran yang juga brilian, dan akhinrya bisa berperilaku yang bisa bermanfaat bagi kehidupan.
“Bagaimana caranya untuk mengelola stress agar tetap tenang dan tidak marah-marah, karna seperti yang kita ketahui bahwa Bapak Fidiansjah termasuk sedang memegang tanggung jawab besar sebagai direktur dari sebuah rumah sakit yang pastinya akan membuat pusing, kira-kira bagaimana tips dari pak Fidiansyah untuk membagi waktu dari kesibukan yang sedang dijalankan.” Tutur mba Ghitka.
Narasumber Bapak Fidiansjah mengungkapkan bahwa “Untuk penempatan bahasa-bahasa seperti kata “pusing” ini akan menjadi sebuah analisis, karena jika kita menanamkan bahwa sebuah pekerjaan itu akan berdampak pusing, maka hasilnya akan pusing. Sehingga diperlukan kiat-kiat sederhana komunikasi efektif, karena hal ini sering tidak disadari oleh beberapa pihak dan bermula dari uraian kata yang tentu akan menjadi cerminan dari isi pikiran kita. Jadi kata “pusing” harus diganti dengan kata tantangan dan peluang, sehingga energi positif akan muncul. Sehingga kiat-kiat yang perlu di tanamkan yaitu selalu memancarkan energi positif dan aura positif didalam setiap kata-kata dan kalimat kita”
Situasi Covid ini memang menimbulkan bermacam-macam dinamika, yang tentu disikapi oleh cara yang berbeda dari setiap orang, karena itu kiat-kiat yang memang sangat terkait untuk menjaga kestabilan jiwa , ketenangan jiwa akan melahirkan ide-ide pemikiran dan karya-karya. Untuk kiat yang pertama yaitu, mulailah segala sesuatu dengan kacamata berpikir positif, karena seburuk apapun hal yang kita hadapi yang menentukan adalah persepsi kita, bukan situasinya. Jadi ada situasi yang dapat dikendalikan dan ada yang tidak bisa dikendalikan, contohnya pembelajaran jarak jauh (online). Hal ini merupakan sebuah keniscayaan dalam sebuah situasi pandemi yang mengharuskan kuliah tetap berjalan. Karena jika tidak adanya pandemi Covid-19 ini mungkin pembelajaran jarak jauh (online) tidak akan terfikirkan saat ini, mungkin pembelajaran akan terus klasik dengan tatap muka. Sehingga berpikir positif perlu ditanamkan pada diri masing-masing dan menganggap bahwa dalam setiap hal buruk selalu ada hikmah yang terkandung.
Terdapat banyak sekali insight-insight baru serta kiat-kiat yang disampaikan Bapak Fidiansjah yang dapat diambil dan dipelajari serta diterapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk materi pembahasan dari Bapak fidiansjah dapat Anda unduh di link dibawah ini.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!