Bincang Pagi Bersama dr. Untung Suseno S., M.Kes. (Alumni Minat MMR tahun 1996)
Oleh: Lia Rahmawati
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan telah menyelenggarakan Program Bincang Pagi Raisa Radio dengan tema Bincang Pagi bersama dr. Untung Suseno S., M.Kes. (Alumni Minat MMR tahun 1996), yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Januari 2021
Jam : 07.30 – 08.30 WIB
Tempat : Online via Zoom App
Narasumber pada Bincang Pagi Bersama ini adalah Bapak dr. Untung Suseno S., M.Kes. (Alumni Minat MMR tahun 1996). Diskusi dibuka dengan pengantar oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM), dan acara dipandu oleh Ghitka Nabila selaku MC pada Bincang Pagi Bersama pada pagi hari ini.
“Cerita mengenai perkembangan alumni MMR selaku Bapak Untung menjadi ketua dari minat MMR. Apakah akan ada acara seperti bertemu secara virtual, atau akan mengadakan agenda seperti apa?” tutur Ghitka.
Narasumber Bapak Untung menjelaskan bahwa “Sebelumnya alumni ini hanya untuk kerabat, tetapi ketika dilihat untuk perkembangan masa kini dengan adanya pandemi ini memang dimungkinkan adanya Zoom, dan hal tersebut menurut saya menjadi suatu kesempatan untuk berkumpul tetapi tidak harus secara fisik. Walaupun teknologi ini sudah ada dari zaman dahulu tetapi dengan adanya pandemi ini kita dipaksa untuk menggunakannya dan ternyata sangat bermanfaat. Dengan adanya pertemuan virtual ini kita akan membuat berbagai kegiatan, salah satu kegiatannya memang untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuan kita, karena kita tahu bahwa setelah lulus dari bangku kuliah maka ilmu akan terus berkembang, oleh karena itu kita tetap harus mengikuti. Kemudian yang kedua kita ingin membangun sebuah kekerabatan antar alumni terutama yang baru lulus untuk mendapatkan informasi, misalnya sebuah lowongan pekerjaan yang sedang dibutuhkan ataupun peluang jika ada kesempatan untuk berkarya kita akan memberikan bantuan kepada junior. Yang ketiga adalah kita tahu bahwa alumni ini memiliki jabatan dan pengalaman yang luar biasa yang dapat dimanfaatkan oleh segenap alumni jika nantinya mendapat suatu masalah maka dapat dibantu, contohnya sebagai konsultan atau sebagai pembimbing dan juga tempat bertanya, sehingga dapat saling tolong menolong diantara para alumni. Sementara ini kegiatan yang dilakukan yaitu mendata, jadi kita tahu dimana saja para lulusan berada, dan apa pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat dibuat jaringan alumni”.
“Visi yang ingin pak Untung capai bersama alumni MMR atau alumni IKM untuk kedepan terkait kampus dan departemen tercinta.” Tutur Ghitka.
Bapak Untung mengatakan bahwa “Kedepannya mudah-mudahan ikatan alumni MMR ini dapat membantu untuk mengembangkan ilmu di masa mendatang sehingga nantinya mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan secara lapangan. Kemudian kita diharapkan dapat membantu jika ada lulusan baru yang membutuhkan bantuan. Saya ingin semua lulusan berprestasi, dan dapat meningkatkan kemampuan”.
“Cerita mengenai jabatan pak Untung saat ini yaitu Pejabat Fungsional Analis Kebijakan Ahli Utama di Kemenkes”. Tutur Ghitka.
Narasumber Bapak Untung mengatakan bahwa “Jabatan fungsional ini bukan hanya dikembangkan oleh kemeterian kesehatan, akan tetapi semua kementerian bisa menjadi analis kebijakan. Analis kebijakan tergolong masih baru, belum ada 10 tahun, dan terbentuknya pada masa kabinet pertama Bapak Jokowi. Pada waktu itu beliau memiliki obsesi supaya kita mempunyai kebijakan tingkat dunia. Saya mendapat kesempatan untuk menjadi analis kebijakan ahli utama. Tugasnya yaitu menyusun, menganalisis, dan melakukan kajian terhadap kebijakan yang masih ada atau keadaan yang pada saat ini terjadi di dunia kesehatan. Saya tidak sampai menyusun kebijakan, hanya memberi arahan atau rekomendasi kebijakan”.
“Apakah dimasa pandemi ini ada kebijakan baru dari Kemenkes mengenai vaksin yang telah masuk di Indonesia”. Tutur Ghitka.
Bapak untuk menjelaskan bahwa “Untuk vaksin sendiri sudah tersedia di Indonesia, hanya saja untuk dilakukan imunisasi harus mengunggu izin emergency darurat dari BPOM. Izin darurat ini hanya diberikan dalam keadaan pandemi atau dalam keadaan sesuatu yang mendesak sehingga sangat diperlukan untuk dibuatkan. Biasanya yang akan dikeluarkan adalah nomor registrasi obat untuk memastikan bahwa aman, dosis yang digunakan tepat, dan mengetahui efek samping yang ditimbulkan. Ada beberapa jenis vaksin yang sudah dapat diberikan karena uji klinik telah selesai, tetapi bukan di Indonesia melainkan diluar negeri, dan menurut standar dari pengawasan obat dunia sudah dapat diberikan kepada masyarakat dan pemerintah sedang berusaha untuk mendapatkan vaksin tersebut. Saat ini salah satu yang telah mendekati hampir pemberian yang akan dibuatkan izin darurat dari BPOM adalah Sinovac. Meskipun uji klinik di Indonesia belum selesai, dan baru akan selesai pada bulan maret mendatang, akan tetapi uji klinik yang dilakukan di luar negeri yaitu Brazil dan Turki sudah selesai dan telah menunjukan hasil bahwa vaksin ini aman. Vaksin ini merupakan program pemerintah, sehingga dari Bapak Jokowi sudah mengambil keputusan bahwa pemberian vaksin ini gratis terhadap 70% dari penduduk Indonesia, sehingga pengamanan dan keamanan nya telah terjamin. Kemudian karena banyak informasi melalui media sosial mengenai vaksin ini dan timbul banyak keraguan dari berbagai kalangan masyarakat, sehingga saya menghimbau bahwa vaksin ini aman dan dapat serta membantu untuk pemutusan rantai penularan Covid-19”.
Untuk yang pertama disuntik vaksin adalah Bapak Presiden, kemudian para atasan untuk membuktikan bahwa vaksin ini aman. Untuk yang disuntikkan adalah Sinovac.
4 tahapan yang dilakukan dalam pemberian vaksin:
Tahap 1: tenaga kesehatan, tenaga penunjang, dan mahasiswa yang ikut menanggulangi pandemi
Tahap 2: petugas layanan publik dan lansia
Tahap 3: masyarakat rentan dari aspek ekonomi dan sosial
Tahap 4: pelaku ekonomi.
Dalam masa ini kita masih semangat terus, karena seperti yang kita tahu bawa sekarang semakin tinggi jumlah penderita, dan saya yakin jika bersama-sama melaksanakan 3M 3T dan melaksanakan vaksinasi maka kita akan memutus rantai penularan. Pandemi memberikan kita banyak hal-hal baru, pemikiran baru, dan menjadikan kita semangat untuk mencari sesuatu baru yang lebih baik. Sebelum adanya pandemi kita mendapat laporan dari rumah sakit bahwa sekitar 80% orang yang mencuci tangan, saat ini untuk orang yang melakukan cuci tangan naik drastis mencapai 120%.
Untuk vaksin sendiri dalam pedomannya nanti akan ada pemeriksaan kesehatan dan ada tahapan-tahapannya, dan memastikan bahwa penerima tidak sedang menderita penyakit pada saat pemberian vaksin. Efek samping yang didapatkan dari pemberian vaksin di Eropa dan luar negeri yaitu sangat kecil. Saat ini masih dibicarakan mengenai orang-orang yang telah menderita Covid ini akan diberikan atau tidak, akan tetapi pada saat ini untuk kebijakannya yaitu tidak diberikan.
Sekian untuk pembahasan pada Program Bincang Pagi Raisa Radio dengan tema Bincang Pagi bersama dr. Untung Suseno S., M.Kes.Untuk materi pembahasan lebih lanjut dapat Anda unduh di link dibawah ini.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!