Reportase Bedah Buku Seri Webinar I
“Pengayaan Ilmu Kedokteran untuk Mengatasi Masalah Klinis dan Kesehatan Masyarakat: Pengalaman Universitas Gadjah Mada (1993–2023)”
Pembicara, Pembahas dan Moderator Bedah Buku Pengayaan Ilmu Kedokteran untuk Mengatasi Masalah Klinis dan Kesehatan Masyarakat: Pengalaman Universitas Gadjah Mada (1993–2023) pada Rabu (6/3/2024)
Bedah Buku “Pengayaan Ilmu Kedokteran untuk Mengatasi Masalah Klinis dan Kesehatan Masyarakat” diselenggarakan oleh Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM yang bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM pada Rabu, 6 Maret 2024. Bedah Buku ini dilaksanakan secara Hybrid, melalui Zoom Meeting, kanal Youtube HPM UGM, dan secara luring yang bertempat di Ruang Auditorium Gedung Tahir Lantai 8 FK-KMK UGM. Peserta zoom sebanyak 130 orang, dan 70 peserta menghadiri secara luring. Bedah Buku dilaksanakan dalam 4 seri, seri pertama ini memahami secara keseluruhan isi buku dan memberi waktu para pembaca untuk mendapatkan buku dan mempelajarinya.
Sambutan pertama oleh Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM yaitu dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., PhD, peluncuran buku merupakan acara yang sangat menginspirasi untuk dapat menjadi contoh bagi generasi kedepan. Dilihat dari judul buku sebagai pengayaan ilmu kedokteran untuk mengatasi masalah klinis dan kesehatan masyarakat, jika dilihat dari sejarah dari tahun 1993-2023 menjadi pembelajaran pengembangan multidisiplin atas pentingnya sebuah kolaborasi lintas disiplin, dan diharapkan dapat menginspirasi segala lapisan tenaga kesehatan.
Sambutan oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D, FRSPH., Perjalanan panjang banyak kemajuan yang kita capai buah pendekatan multi inter atau transdisiplin terutama dalam dekade terakhir. Pandemi COVID-19 mengingatkan masalah kompleks yang dihadapi dunia tidak bisa diatasi tanpa adanya upaya multi inter, dan transdisiplin. Harapannya FK-KMK kedepan dapat besar perannya dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dan keilmuan sehingga harus dapat memperkuat pendekatan multi interdisiplin. Sejauh ini, lebih banyak kemajuan yang berbasis individu atau kelompok tertentu, tetapi belum ada yang bersifat kelembagaan. Melalui webinar peluncuran buku ini, kita bisa belajar dari pembelajaran riil di fakultas kita selama 3 dekade. Harapan kami, webinar ini bisa memicu timbulnya diskusi-diskusi untuk pengembangan lebih lanjut mengenai kolaborasi multi, inter, dan transdisiplin di Indonesia khususnya di FK-KMK.
Sambutan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., Sp.OG(K), mengemukakan terkait Perkembangan ilmu kedokteran dapat dikatakan bentuk perkembangan sejarah yang berkesinambungan seiring dengan perkembangan perjalanan penyakit. Kemunculan penyakit hingga menjadi wabah demi wabah mampu menggerakkan para peneliti untuk terus mengkaji perkembangan penyakit agar menemukan pengobatan baru. Pandemi COVID-19 yang memberikan goncangan tersendiri baik secara ekonomi, sosial dan kesehatan di Indonesia. Setiap perkembangan penyakit, melahirkan kajian dan metode berpikir baru serta belajar dari kompleksitas penyakit yang berkembang tidak cukup hanya dengan perspektif satu keilmuan. Perlunya ada kolaborasi antar disiplin ilmu untuk memungkinkan penyelesaian berbagai permasalahan kesehatan. Buku ini berupaya untuk memberikan perspektif baru dalam melihat hal ikhwal tentang kedokteran. Tentu banyak tantangan yang dihadapi namun keteguhan untuk tetap berkiprah dalam pengembangan pengetahuan melalui bidang keilmuannya menjadikan para pakar mampu mengatasi berbagai persoalan pelayanan kesehatan. Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., Sp.OG(K) menyambut baik kehadiran buku ini untuk memperkaya keilmuan akademisi maupun praktisi dalam rentang pengetahuan kedokteran yang lebih lebar.
Sambutan terakhir oleh Kepala Bidang Penerbitan dan Percetakan UGM Press Dr. I Wayan Mustika, S.T., M.Eng. apresiasi bagi UGM yang menciptakan atmosfer yang baik bagi peneliti, penulis, yang bersemangat untuk terus berkarya dalam menerbitkan buku. FK-KMK UGM paling sering melaksanakan launching buku, dengan jumlah yang diterbitkan lebih banyak dari yang di launching dan bedah buku. Ini adalah satu hal yang sangat positif dari satu fakultas yang memiliki sumber daya penulis yang sangat produktif. Buku yang akan di launching dan di bedah pada siang hari ini merupakan satu buku referensi, yang terdiri dari 10 bab, mengenai pengalaman UGM selama lebih dari 30 tahun, khususnya bidang kebijakan dan manajemen kesehatan.
Bedah buku pada seri pertama ini dipandu oleh Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dr. Likke Prawidya Putri, MPH., PhD. sebagai moderator menjelaskan sistem kesehatan yang kompleks, bagaimana ilmu kedokteran yang kita miliki dapat dikembangkan dan dikembangkan dalam bidang kebijakan dan industri kesehatan yang dapat bermanfaat kedepannya. Buku ini terdiri dari 3 bagian dan 10 bab. Pada diskusi kali ini dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama dibahas oleh Drs. Johny Setyawan, Akt, MBA dan dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K), dilanjutkan dengan sesi tanya jawab kemudian sesi kedua, dibahas oleh dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si. dan Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz, MPH, RD, dan dilanjutkan sesi tanya jawab.
Sebagai pembuka, Prof. Laksono Trisnantoro sebagai editor utama dalam buku ini menjelaskan bahwa Ilmu kedokteran ini bisa statis, bisa juga kaya. Apakah memerlukan 30 tahun berikutnya untuk menulis buku serupa, atau akan ada shortcut bagaimana bisa menuliskan dalam waktu yang lebih singkat. Secara ringkas, buku ini sudah dipakai untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan dari berbagai disiplin ilmu. Ilmu kedokteran ini bisa statis, bisa juga kaya. Ini merupakan satu bentuk pengayaan ilmu kedokteran, bahwa tidak mungkin ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat bisa menyelesaikan permasalahan kesehatan sendiri, tanpa bantuan bidang ilmu lainnya, seperti ilmu ekonomi, kebijakan, dsb.
Sebagai pembahas pertama oleh Dosen Pascasarjana Manajemen Rumah Sakit FK-KMK UGM Drs. Johny Setyawan, Akt, MBA menerangkan Pengalaman beliau menjadi dosen di MMR FK-KMK UGM sejak angkatan pertama. Beliau menjelaskan bagaimana pentingnya memahami konsep manajemen, akuntansi, di rumah sakit. Bagaimana menggabungkan ilmu kebijakan dan manajemen. Sebagai beberapa contoh: Bagaimana pembayaran residen di negara maju sudah dibayar, sedangkan di Indonesia masih tidak dibayar. Cost-management RS dalam pelayanan pasien harus diperhatikan agar tidak bocor.
Selanjutnya pembahas kedua oleh Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K) menerangkan aspek klinisi masih terkungkung hanya melihat klinis. Selama perjalanan karir beliau tidak bisa meninggalkan public health, karena semakin terasa sebagai klinisi saja itu tidak cukup. Butuh dukungan dari banyak pihak, salah satunya sudah tertuang di buku terkait manual rujukan, sister hospital, misal RSS menjadi sister hospital RS di Kalimantan. Banyak program yang lahir dengan kolaborasi dari UGM. Semoga ke depannya lebih banyak kolaborasi yang bisa lahir by design, tidak hanya by chance.
Selanjutnya pembahas ketiga oleh Dosen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM dr. Phil. Gabriel Lele, S.IP., M.Si. menjelaskan buku ini memiliki dampak signifikan di dua bidang, yaitu akademik dan klinis. Secara akademik, buku ini mendorong peningkatan dan pengembangan kurikulum dengan memperhatikan aspek kesehatan masyarakat. Di sisi klinis, buku ini mendorong praktisi untuk memperdalam pemahaman mereka tentang masalah klinis dan kesehatan masyarakat. Pengalaman Fakultas Kedokteran (FK) secara khusus dieksplorasi dalam konteks kebijakan dan manajemen kesehatan. Buku ini menggunakan pendekatan kebijakan publik untuk membantu mahasiswa dan profesional memahami isu-isu kesehatan dari perspektif kebijakan. Dalam hal manajemen publik, buku ini menyoroti pentingnya pendekatan manajerial, termasuk manajemen organisasi, kecakapan, sumber daya manusia, kolaborasi lintas sektor, dan manajemen kinerja.
Selanjutnya pembahas keempat oleh Dosen Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz, MPH, RD sebagai pembahas terakhir menerangkan Topik yang dijelaskan membahas integrasi sektor gizi dengan sektor olahraga serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Fokusnya adalah bagaimana kebijakan terkait pendidikan dokter dapat menanggapi tantangan masa depan, terutama dalam konteks gizi. Meskipun ada banyak ide kreatif terkait gizi, tantangan implementasi tetap menjadi isu utama. Pentingnya kajian dalam kebijakan gizi ditekankan untuk memperkuat peran profesional gizi dalam menghadapi berbagai kebijakan. Kajian ini diharapkan dapat memperkuat inovasi dalam bidang gizi dan memastikan implementasinya yang lebih efisien kepada pelaku gizi.
Pada sesi 2 diskusi ini, dr. Peter Johannes M menjelaskan bahwa Buku ini sangat penting sebagai pengayaan bagi mahasiswa maupan profesional, menggambarkan bagaimana adanya missing link antara apa yang ada di masyarakat dengan yang ada di textbook. Kebijakan top-down maupun bottom-up juga tergambar dalam buku ini sebagai jembatan, termasuk isu sosio-ekonomi, misal isu BPJS. Buku ini bisa menjadi referensi mahasiswa kedokteran, PPDS. dilanjutkan Prof. dr. Sofia Mubarika Harjana, M.Med.Sc., Ph.D. menjelaskan Translational research dihadapkan pada kesulitan yang disebut sebagai “dead valley”, di mana bioteknologi berbasis bukti tidak dapat beralih ke industri karena masalah kebijakan yang menghambat. Penelitian dan inovasi terkadang terhenti karena kurangnya keterlibatan dari pihak kebijakan. Industri juga merasa ragu-ragu karena kebijakan yang mendasarinya tidak berasal dari pemerintah. Dalam konteks biomedis, penting untuk memperjuangkan cara agar ide dan inovasi dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan. Buku ini menekankan perlunya pendekatan multidisiplin, mulai dari bidang dasar, klinis, hingga kesehatan masyarakat, untuk mendekatkan gap ini.
Untuk menutup sesi bedah buku pada sesi ini Prof. Laksono menjelaskan bahwa buku ini perlu berlanjut, bagaimana bioteknologi bisa dijembatani oleh policy. Diperlukan peran generasi muda untuk melanjutkan. Perlunya ada perkumpulan lintas disiplin, agar bisa berkembang, tidak hanya menjadi penonton.
Reporter: Iztihaddun Nisa, Nila Munana, Ichlasul Amalia (HPM UGM)