Reportase Bedah Buku Seri Webinar III
Bagian 2: “Aplikasi Pengayaan Ilmu Kedokteran yang Telah Dijalankan di Berbagai Daerah di Indonesia”
Sesi Dokumentasi Seri Webinar III Bagian 2 “Aplikasi Pengayaan Ilmu Kedokteran yang Telah Dijalankan di Berbagai Daerah di Indonesia” Buku Pengayaan Ilmu Kedokteran untuk Mengatasi Masalah Klinis dan Kesehatan Masyarakat: Pengalaman Universitas Gadjah Mada (1993–2023) pada Rabu (20/3/2024) secara daring
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM menyelenggarakan Seri Webinar III Bedah Buku dengan judul “Pengayaan Ilmu Kedokteran untuk Mengatasi Masalah Klinis dan Kesehatan Masyarakat”, karya Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. dan kontributor, pada Rabu, 20 Maret 2024. Acara ini diikuti oleh 96 peserta secara daring melalui Zoom Meeting dan kanal Youtube HPM UGM. Pada seri ke-3 ini, fokus pembahasan diarahkan pada bagian 2 buku yang berjudul “Aplikasi Pengayaan Ilmu Kedokteran yang Telah Dijalankan di Berbagai Daerah di Indonesia”.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa pada bagian 2 buku yang spesifik didesain untuk dosen dan pembuat kebijakan ini, dibahas 5 studi kasus besar penggunaan ilmu kebijakan dan manajemen untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan transdisiplin. Diantaranya, meliputi aplikasi kebijakan dan manajemen dalam kasus bencana, kekurangan spesialis kesehatan ibu dan anak, masalah mutu pelayanan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), hingga untuk mengatasi masalah dokter, yaitu sedikitnya jumlah dokter dan sistem pendidikan dokter spesialis.
Pembahas 1: dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD (Konsultan Pusat Bencana dan Dosen FKKMK UGM)
Sebagai seorang dokter spesialis bedah yang memiliki berbagai pengalaman dalam penanganan bencana, dr. Hendro menyatakan bahwa management support dan medical support dalam bencana perlu berjalan beriringan. Pada situasi bencana, tim medis berangkat berdasarkan instinctive tanpa perencanaan dari awal. Belajar pada kasus bencana besar di Indonesia pada 2004-2010, manajemen ini sangat berperan untuk mengatur respon, sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyusun struktur organisasi dan alur koordinasi. Hal ini menjadi lesson-learnt untuk menghadapi major incidence perlu adanya pendekatan manajemen, salah satunya dengan asuransi bagi semua tim mitigasi bencana.
Pembahas 2: dr. Stefanus Bria Seran, M.P.H (Staf Khusus Bidang Kesehatan Gubernur NTT)
Sektor kesehatan adalah influencer yang memiliki pengaruh besar terhadap bidang lainnya, namun di lain sisi, bidang yang lain juga memiliki pengaruh dalam sektor kesehatan. Oleh karena itu, ilmu kebijakan dan manajemen juga memberikan peran yang signifikan dalam sektor kesehatan. Pada konteks sister hospital, sangat membantu memberikan solusi bagi kurangnya tenaga kesehatan spesialis di daerah, seperti NTT. Dengan adanya tenaga ahli kesehatan ibu dan anak, mampu mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat permasalahan kesehatan ibu dan anak.
Pembahas 3: Dr. rer. nat. I Made Wiryana, S.Kom., S.Si., MAppSc (Dosen Teknik Informatika Universitas Gunadarma)
Penggunaan IT dalam pelayanan kesehatan sangat penting terutama untuk memperbaiki pengelolaan pelayanan kesehatan yang berbasis data yang terintegrasi. Dengan tersedianya data yang valid dan berkualitas, dapat memudahkan pemangku kebijakan untuk melakukan manajemen perencanaan, pengelolaan, hingga prediksi berbagai isu kesehatan. Selain isu integrasi dan interoperabilitas antar sistem di berbagai institusi kesehatan, belum tersedianya data real-time menjadikan adanya peningkatan beban kerja. Perlunya mindset bahwa semua teknologi hanya sebagai penunjang, sehingga perlu memiliki ilmu manajemen dan tata kelola yang baik.
Pembahas 4: dr. Andi Sri Juliarty R, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan)
Tingginya beban kesehatan ibu dan anak di Balikpapan, menjadikan adanya adopsi program manual rujukan oleh Pemerintah Daerah, yang terus berjalan dan menjadi solusi efektif hingga memasuki tahun ke-8 implementasi. Program manual rujukan ini telah membantu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, serta memudahkan komunikasi antara tenaga kesehatan. dr. Andi Sri mengungkapkan perlunya ilmu kebijakan dan manajemen dalam sistem pendidikan kedokteran serta adopsi program manual rujukan di daerah lainnya.
Pembahas 5: Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr. SpOT(K)., MHA., MBA., FICS (Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha)
Prof. Ahmad Djojosugito menceritakan sejarah perubahan sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Perubahan sistem pendidikan dokter spesialis yang semula adalah professor-based di rumah sakit pendidikan menjadi pendidikan berbasis universitas, menyebabkan beban pembiayaan bagi peserta pendidikan dokter spesialis. Sehingga, diperlukan peran pemerintah dalam mengatur keseimbangan peran organisasi profesi, kolegium, dan rumah sakit pendidikan dalam mengakomodasi kebutuhan dokter.
Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS., FISQua dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, sebagai moderator, menyimpulkan pada sesi akhir acara mengenai pembelajaran kasus-kasus tersebut menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan memperkaya ilmu kedokteran untuk merumuskan kebijakan dan sebagai panduan bagi para dosen dalam memberikan pendidikan.
Reporter: Ichlasul Amalia (HPM UGM)