Reportase Pengabdian Masyarakat: Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Penguatan Tata Laksana Klinis dan Sistem Kesehatan

4 Oktober 2024

KMK UGM – 4 Oktober 2024. Sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 yaitu Good Health and Well Being atau kesehatan yang baik dan kesejahteraan dan poin 17 yaitu Partnerships for the Goals atau Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (KMPK FK-KMK UGM) menyelenggarakan pengabdian masyarakat bertajuk “Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Penguatan Tata Laksana Klinis dan Sistem Kesehatan”. Kegiatan ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Yogyakarta.  
Dinas Kesehatan Bantul mengadakan pertemuan lanjutan untuk menyampaikan hasil diskusi mengenai strategi percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Pertemuan ini melibatkan berbagai stakeholder terkait, seperti Puskesmas di wilayah Bantul, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dinas Sosial (Dinsos), Pusat Manajemen Kesehatan (PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Kegiatan ini diadakan setelah workshop yang diadakan oleh FKKMK UGM mengenai pemanfaatan data AKI dan AKB, Causal Loop Diagram (CLD) dan pembuatan policy brief dari tanggal 30 September hingga 3 Oktober 2024 di FKKMK UGM, yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinkes Bantul, Dinkes Kulonprogo, Dinkes Sleman, Dinkes Gunung Kidul dan Dinkes Kota DIY.

Pemaparan oleh dr. Ratih, perwakilan dari Puskesmas yang menyampaikan hasil diskusi mendalam terkait penggunaan Causal Loop Diagram (CLD) untuk mencari akar permasalahan kasus kematian ibu di wilayah Bantul yang mana hingga Oktober 2024 terdapat 7 kasus kematian ibu, 6 diantaranya disebabkan oleh masalah jantung yang disertai penyakit penyerta seperti anemia, diabetes mellitus, dan hipertiroid. Hasil skrining ibu hamil menunjukkan bahwa pemeriksaan EKG kurang dilakukan secara rutin. Selain itu, adanya kehamilan tidak diinginkan, baik dalam konteks menikah maupun tidak menikah, mengakibatkan ibu hamil merasa enggan untuk melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC). Dukungan dari keluarga, terutama bagi ibu hamil yang tidak didampingi pasangan, sangat berpengaruh terhadap keinginan mereka untuk memeriksakan diri. Faktor-faktor lain yang turut memengaruhi adalah obesitas, usia ibu, status paritas, serta sistem rujukan di Kabupaten Bantul yang masih belum optimal akibat perbedaan pemahaman mengenai manual rujukan. Keterlambatan dalam mengenali, merujuk, dan mengambil keputusan juga menjadi masalah, terutama dalam penanganan kasus yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang kurang menyadari kondisi yang terjadi.

CLD juga diajarkan sebagai bagian dari materi pada minat Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, sebagai upaya untuk memperdalam pemahaman mengenai dinamika sistem dalam konteks pelayanan kesehatan.

Dalam workshop ini, peserta membahas beberapa kebijakan strategis untuk mengatasi permasalahan AKI dan AKB. Usulan kebijakan yang dibuat adalah penggunaan data absolut riil yang mencakup kematian ibu dan bayi beserta penyebabnya. Kemudian menerapkan prinsip transformasi kesehatan untuk penurunan kematian ibu dengan memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan masa nifas bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan apabila terdapat komplikasi serta pelayanan KB. Selain itu perlunya pembentukan satgas khusus yang akan bertemu secara berkala untuk menyinkronkan langkah-langkah kolaboratif. Diskusi juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi tenaga kesehatan, seperti pelatihan USG yang saat ini belum optimal. Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat melibatkan semua aspek yang terkait, termasuk peran Dinas Sosial dalam memberikan bantuan sosial dan memastikan ibu hamil mendapatkan jaminan kesehatan melalui PBI APBD. 

Untuk langkah selanjutnya, pengembangan rumah singgah dan optimalisasi pemanfaatan rumah desa sehat sebagai pusat kegiatan kesehatan juga menjadi fokus diskusi. Selain itu, revisi Peraturan Bupati No. 38 Tahun 2021 tentang penurunan kematian ibu dan bayi sedang dalam proses untuk memperkuat peran organisasi profesi, masyarakat, dan perangkat daerah dalam menurunkan AKI dan AKB. Dengan kesadaran akan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang lebih erat, serta inovasi teknologi dan pelatihan yang tepat, semua pihak berharap dapat mencapai target penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Bantul sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi ibu dan anak.

Reporter: 

Nila Munana, SHG., MHPM
Alda Adiestya Rahmadhani, SKM
Avina Oktaviani Algifnita, S. Keb., Bd.
Fadliana Hidayatu Rizky Uswatun Hasanah, S.Tr.Keb, Bdn


© Copyright - Departemen Kebijakan & Manajemen Kesehatan UGM