Reportase Seminar Rabuan
Dalam rangka Memperingati Hari Keselamatan Pasien se-Dunia Tahun 2024, “Get It Right, Make It Safe: Improving Diagnosis for Patient Safety“
18 September 2024
Pada sesi pemaparan materi diawali oleh dr. Yanti Herman, MH.Kes, Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan, Ditjen Yankes Kementerian Kesehatan RI. Dalam pemaparannya, dr. Yanti menjelaskan bahwa keselamatan pasien merupakan salah satu fokus pembangunan kesehatan nasional, terutama dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Transformasi sistem kesehatan Indonesia berfokus pada enam pilar utama, di mana akses dan mutu pelayanan kesehatan menjadi prioritas untuk memastikan bahwa layanan kesehatan yang diberikan aman, berkualitas, dan sesuai standar.
dr. Yanti juga memaparkan strategi global keselamatan pasien yang ditetapkan WHO melalui rencana 2021-2030, termasuk kebijakan untuk menghindari kesalahan, penguatan sistem yang andal, serta keterlibatan aktif pasien dan keluarga. Keselamatan pasien, menurut dr. Yanti, adalah tanggung jawab bersama antara tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga untuk meminimalisir risiko dan menghindari insiden. Pemerintah juga telah mengembangkan Sistem Pelaporan dan Pembelajaran Keselamatan Pasien Nasional (SP2KPN) untuk memantau insiden dan memastikan bahwa semua kejadian sentinel dilaporkan dan dianalisis dengan baik demi peningkatan mutu pelayanan.
Selanjutnya, pada sesi panelis yang pertama berbagi tentang “Pentingnya diagnosis yang benat, tepat waktu, dan aman untuk keselamatan pasien sebagai Best Practice di RS Sarjito” oleh Dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ., M.M.R., QHIA, selaku Direktur Utama RSUP Sardjito. Dr. Eniarti menjelaskan bahwa rumah sakit memainkan peran penting dalam menjaga keselamatan pasien, dengan fokus pada diagnosis yang benar, tepat waktu, dan aman. RSUP Dr. Sardjito telah mengembangkan pendekatan berkelanjutan untuk meminimalisir kegagalan diagnostik melalui pengembangan Electronic Medical Record (EMR), penggunaan standar, dan melibatkan pasien serta keluarga dalam proses perawatan. Salah satu langkah strategisnya adalah mengkaji kasus-kasus berisiko tinggi, menggunakan teknologi AI di bidang radiologi, dan mengembangkan program-program rasionalisasi pelayanan seperti Film-less untuk efisiensi biaya.
Dalam penjelasannya, Dr. Eniarti juga menguraikan bahwa RS Sardjito telah melakukan digitalisasi layanan, termasuk penerapan E Work Order dan E-Scheduling untuk layanan radiologi, yang mempercepat antrian pasien dan meningkatkan akses informasi. Program Patient Navigator di rumah sakit ini membantu memberikan dukungan klinis dan emosional kepada pasien serta melibatkan tenaga kesehatan untuk memantau hasil pemeriksaan secara langsung melalui aplikasi digital. Transformasi ini juga mencakup transparansi hasil pemeriksaan yang dapat diakses oleh dokter dan pasien, sehingga meningkatkan efisiensi dan mutu layanan.
dr. Lucia Rejeki, MPH sebagai panelis kedua menyampaikan gambaran umum Puskesmas Pandak I, yang melayani 27.163 jiwa dan beroperasi 24 jam dengan fasilitas rawat inap. Puskesmas ini memiliki tim keselamatan pasien yang berperan dalam menjaga kualitas layanan. Pelayanan meliputi layanan umum, gigi dan mulut, KIA, KB, serta persalinan, sementara upaya kesehatan masyarakat dan individu terus dikembangkan. Penyakit yang paling umum ditangani adalah hipertensi, dan untuk memastikannya, pemeriksaan tekanan darah dilakukan secara rutin. Puskesmas ini juga menitikberatkan pada program UKM esensial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Dr. Lucia menekankan pentingnya diagnosis yang aman dan tepat waktu di tingkat primer. Puskesmas Pandak I telah menerapkan standar keselamatan pasien sesuai dengan PMK 2017, seperti identifikasi pasien dengan dua identitas, komunikasi efektif menggunakan metode SBAR, dan penerapan surgical safety checklist. Puskesmas ini juga berupaya mengurangi risiko infeksi dan risiko jatuh melalui edukasi staf, peningkatan keterampilan komunikasi, dan pemeliharaan alat diagnostik. Teknologi seperti RME dan telemedicine juga telah diterapkan untuk mendukung diagnosa yang lebih akurat dan memperkuat sistem rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Diskusi pasca-pemaparan materi membahas beberapa pertanyaan terkait keselamatan pasien dibahas, seperti pentingnya panduan praktik klinis yang terstandarisasi dan manajemen risiko di fasilitas kesehatan. Dr. Erny menekankan perlunya setiap unit kerja di rumah sakit memiliki mitigasi risiko dan memastikan pelaporan insiden secara rutin. Selain itu, Ibu Yanti Herman menyoroti pentingnya keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan, dengan mengedepankan komunikasi yang terbuka dan transparan antara tenaga medis dan pasien.
Acara diakhiri dengan sesi sesi post test dan penutupan. Diharapkan seminar ini dapat mendorong kolaborasi berkelanjutan antara seluruh pihak untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas layanan Kesehatan yang optimal.
Penyelenggara Acara: Minat Manajemen Rumah Sakit FK-KMK UGM dan Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM
Reporter: Florisma Arista Riti Tegu