Reportase

Seminar Rabuan

“Perkembangan Penerapan Patient Experience, Artificial Intelligence, dan Healthcare Sustainability dalam Pelayanan Kesehatan: Laporan dari IHF-Rio 47th World Hospital Congress 2024”

9 Oktober 2024

Pada Rabu, (09/10/2024) telah diselenggarakan Seminar Rabuan dengan tema: “Perkembangan Penerapan Patient Experience, Artificial Intelligence, dan Healthcare Sustainability dalam Pelayanan Kesehatan: Laporan dari IHF-Rio 47th World Hospital Congress 2024”. Acara ini diadakan secara daring dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (KMK) serta mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM).

Selaras dengan pilar ketiga SDGs yang berfokus  menjamin kesehatan dan kesejahteraan bagi semua individu di semua usia, Seminar Rabuan dengan tema “Perkembangan Penerapan Patient Experience, Artificial Intelligence, dan Healthcare Sustainability dalam Pelayanan Kesehatan: Laporan dari IHF-Rio 47th World Hospital Congress 2024” oleh minat Magister Manajemen Rumah Sakit (MMR) UGM bekerjasama dengan Kanal Pengetahuan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK UGM) untuk menyampaikan perkembangan terbaru tentang penerapan pengalaman pasien (Patient Experience) dalam pelayanan Kesehatan, inovasi dalam Kesehatan berbasis Artificial Intelligence  dan penerapan program healthcare sustainability dari lingkup klinis sampai mancanegara.

Acara seminar diawali dengan pemaparan materi oleh Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua  selaku Ketua Pengelola Minat Magister Manajemen Rumah Sakit (MMR) FK-KMK UGM. Hanevi menyampaikan paparan mengenai berbagai perkembangan dalam penerapan pengalaman pasien (Patient Experience), kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dan keberlanjutan pelayanan kesehatan (Healthcare Sustainability) selama mengikuti pertemuan IHF-Rio 47th World Hospital Congress 2024. Pertemuan yang diadakan oleh International Hospital Federation (IHF) di Brazil tersebut merupakan wadah tahunan bagi praktisi dan regulator kesehatan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, serta membangun jaringan kerja sama lintas negara. Dalam pertemuan ini, komite ilmiah terdiri dari 40 orang, termasuk perwakilan dari Indonesia, yang turut andil dalam menyeleksi abstrak presentasi, mengusulkan narasumber, dan menentukan pemenang penghargaan IHF Awards serta Innovation Hub yang disponsori oleh Stanford Medicine.

Hanevi mengawali pemaparannya mengenai peningkatan pengalaman pasien (Patient Experience) di IHF-Rio menyoroti dua model penting, yakni dari Gillette Children’s Specialty Healthcare di Amerika Serikat dan Unicancer di Perancis. Gillette Children’s yang berfokus pada anak-anak penyandang disabilitas mengembangkan program yang menempatkan pasien dan keluarga sebagai pusat pelayanan, dengan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap anak. Mereka menyediakan dukungan emosional melalui konseling, kelompok dukungan, dan program relaksasi bagi keluarga pasien, serta fasilitas yang ramah anak.

Unicancer, yang terdiri dari 18 pusat kanker komprehensif/ Comprehensive Cancer Centers (CCC) di Perancis, mengadopsi pendekatan kemitraan dengan pasien. CCC memperkuat keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan, menyusun pedoman tematik, dan mengembangkan alat pengambilan keputusan yang digunakan dalam kemitraan pasien. Pendekatan ini juga mencakup dukungan bagi keluarga pasien yang terlibat dalam pemberian layanan kesehatan di rumah.

Pada inovasi AI dalam pelayanan Kesehatan, Hanevi menjelaskan melalui tiga tingkatan: klinis, rumah sakit, dan negara. Di tingkat klinis, program deteksi dini penyakit mata berbasis AI di Portugal, yang dirancang untuk mencegah kebutaan akibat glaukoma dan retinopati diabetik, berhasil mengurangi 90% kunjungan rumah sakit terkait glaukoma dan menekan biaya kesehatan dalam jangka panjang. Di tingkat rumah sakit, Apollo Hospitals di India meluncurkan aplikasi Apollo 24/7 yang menghubungkan pasien dengan layanan kesehatan secara berkelanjutan, serta program ProHealth yang berhasil mengidentifikasi ribuan individu yang memerlukan intervensi kesehatan preventif. Singapura memanfaatkan AI secara luas di tingkat nasional negaranya, dengan aplikasi seperti Russell GPT untuk meningkatkan efisiensi di unit gawat darurat serta diagnosis cepat bagi pasien stroke.

Hanevi juga memaparkan terkait Healthcare Sustainability dalam pelayanan Kesehatan yang juga menjadi sorotan utama dalam IHF-Rio 2024. NHS Northwest London Integrated Care System (ICS) di Inggris menjadi contoh sukses penerapan efisiensi sebagai strategi keberlanjutan, dengan fokus pada peningkatan kualitas layanan, akses, dan keadilan Kesehatan Dimana melibatkan indivividu dalam mengambil tanggung jawab atas Kesehatan mereka, memingkatkan profuktivitas dan efisiensi serta menfukung pembangunan ekonomi dan infrastruktur sosial yang lebih luas. IInisiatif di Brasil dan Kenya juga mempromosikan praktik berkelanjutan melalui pengelolaan limbah medis dan infrastruktur tangguh terhadap perubahan iklim. Secara keseluruhan, IHF-Rio 2024 menekankan pentingnya kolaborasi global untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui inovasi teknologi dan keberlanjutan.

Pada sesi panelis, dalam kegiatan World Hospital Congress 2024, dr. Endah Citraresmi, SpA(K), MARS, Direktur Medik dan Keperawatan RSAB Harapan Kita, menyoroti tentang berbagai inovasi khususnya pada presentasi poster dengan topik yang menarik di Tingkat Rumah Sakit dan penerapannya di RSAB Harapan Kita. Dalam pemaparannya, dr. Endah memaparkan bahwa Di RSAB Harapan Kita, fokus pada layanan tumbuh kembang anak serta peningkatan program rehabilitasi terus menjadi prioritas. Kebutuhan layanan homecare juga semakin meningkat, terutama karena berhubungan dengan efisiensi biaya dan keberlanjutan transportasi. Selain itu, implementasi sistem perjanjian hybrid-online di rumah sakit Indonesia, yang menargetkan minimal 80% perjanjian dilakukan secara online, terbukti meningkatkan keamanan dan kesejahteraan pasien serta mengurangi waktu tunggu.

dr. Endah juga menjelaskan, teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) telah digunakan untuk meningkatkan cakupan skrining retinopati diabetik di klinik, dan RSAB Harapan Kita terus mengembangkan berbagai inisiatif ramah lingkungan. Inisiatif green hospital mencakup desain rumah sakit yang ramah lingkungan, penggunaan energi alternatif, pengurangan limbah, dan penghematan air. Program seperti home hospitalization, kunjungan virtual, dan rehabilitasi di rumah melalui YouTube juga telah membantu menurunkan konsumsi energi di rumah sakit. Inovasi lain di tingkat klinis mencakup pengelolaan sisa makanan, limbah endoskopi, serta penggunaan anestesi yang lebih ramah lingkungan. Pada sesi plenary di IHF-Rio 2024, kepemimpinan dalam kesehatan menjadi topik penting, di mana keseimbangan antara pengalaman praktis dan teori dibahas sebagai elemen kunci bagi para pemimpin rumah sakit.

Selanjutnya, pada sesi panelis dr. Muhadi, SpPD, KKV, M.Epid, FINASIM, Direktur Medik dan Keperawatan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, membahas peran penting Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung transformasi layanan rumah sakit. Tren menuju smart hospital membutuhkan software dan hardware yang kuat untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Di RS Jantung Harapan Kita, AI telah diterapkan dalam layanan diagnostik, bedah jantung dewasa dan anak, serta rehabilitasi, dengan tujuan meningkatkan prediktor keberhasilan perawatan dan efisiensi biaya. Saat ini, rumah sakit tengah mengembangkan sistem peringatan (warning system) yang dapat menilai risiko mortalitas dan kebutuhan pasca operasi, sebagai bagian dari upaya penelitian awal.

Selain itu, dr. Muhadi menyoroti penerapan AI di bidang cardiac imaging, seperti CT scan dan MRI, yang saat ini sedang dikembangkan untuk memberikan hasil diagnostik yang lebih akurat, terutama dalam menangani aritmia dan intervensi koroner. Teknologi ini diharapkan tidak hanya bermanfaat di RS Jantung Harapan Kita, tetapi juga di rumah sakit lain di Indonesia. Dalam kongres ini, RS Jantung Harapan Kita meraih penghargaan gold winner atas inovasi pelayanan jantung tingkat nasional, dan rumah sakit berambisi untuk memberikan warisan layanan unggul, termasuk operasi jantung pediatrik, di delapan rumah sakit vertikal di seluruh Indonesia.

Dalam laporan dari 47th World Hospital Congress 2024, dr. Gatot Sugiharto, Sp.B, MARS, Direktur RSUD Sekarwangi Sukabumi, menyoroti penggunaan AI dalam pengambilan keputusan sehari-hari di rumah sakit, termasuk dalam penanganan kasus transgender dan pendidikan mahasiswa keperawatan. Sebagai RS daerah, RS Sekarwangi menghadapi tantangan terkait demografi dan penyakit, salah satunya adalah tuberkulosis. Strategi yang dilakukan melibatkan kolaborasi pentahelix serta pendekatan teknologi yang mudah diakses masyarakat, seperti layanan telekonsultasi via WhatsApp. Inovasi lainnya adalah penggunaan ChatGPT 4.0 untuk merespons pertanyaan masyarakat secara langsung melalui aplikasi tersebut.

Dalam rangkuman kongres, tema utama adalah “Healthcare Reimagined: Innovation, Partnership, & Sustainability” yang menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam sistem kesehatan. dr. Gatot membagikan hasil kongres mengenai Transformasi digital, seperti penerapan AI, telemedicine, dan big data, serta inovasi pelayanan, menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan. Ada juga penekanan pada keberlanjutan operasional rumah sakit, peningkatan keterlibatan pasien, dan pentingnya kemitraan multisektoral untuk transformasi sistem kesehatan yang lebih komprehensif. Pelatihan tenaga kesehatan dan analisis data menjadi kunci dalam adaptasi perubahan dan pengambilan keputusan strategis.

Dalam diskusi tentang penerapan AI di rumah sakit pintar, para panelis menggarisbawahi beberapa tantangan utama. Dr. Hanevi menekankan bahwa selain mempermudah administrasi, AI harus mampu menghasilkan outcome klinis yang optimal, dengan kendala utama pada komunikasi antara tenaga kesehatan dan tim IT. Dr. Muhadi menambahkan bahwa biaya investasi yang tinggi dan kemampuan tim pengembang AI menjadi tantangan penting. Selain itu, Dr. Endah menjelaskan bahwa inovasi seperti reminder berbasis WhatsApp dan kerja sama dengan Puskesmas dapat mengurangi masalah lost-to-follow-up pada pasien kronis seperti TB dan HIV. Upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem rekam medis terintegrasi juga diharapkan membantu optimalisasi layanan kesehatan di masa depan.

Acara diakhiri dengan sesi diskusi dan penutupan. Dengan adopsi teknologi seperti inovasi  AI dan sustainable health, rumah sakit diharapkan mampu meningkatkan efisiensi layanan sekaligus memastikan akses yang lebih adil bagi seluruh masyarakat.


Penyelenggara Acara: Minat Manajemen Rumah Sakit FK-KMK UGM dan Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM

Reporter: Florisma Arista Riti Tegu

© Copyright - Departemen Kebijakan & Manajemen Kesehatan UGM