Reportase Seminar Rabuan

Skrining Kesehatan Gratis di Layanan Primer :

Langkah Awal Pencegahan Penyakit Kronis

Pada hari Rabu, 26 Maret 2025, Program Studi Magister Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (KPMAK) dan Kanal FKKMK UGM menyelenggarakan seminar rutin dengan tema: “Skrining Kesehatan Gratis di Layanan Primer: Langkah Awal Pencegahan Penyakit Kronis”. Seminar yang berlangsung luring melalui zoom, Live streaming pukul 10.00 WIB. Seminar ini mengundang dua narasumber dan dua pembahas.

Sejalan dengan pilar ketiga SDGs yang berfokus pada menjamin kesehatan dan kesejahteraan bagi semua individu di semua usia, Seminar Rabuan  dengan tema Skrining Kesehatan Gratis di Layanan Primer : Langkah Awal Pencegahan Penyakit Kronis. oleh minat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (KPMAK)  bekerjasama dengan Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM bertujuan untuk memperluas wawasan dan pemahaman terkait Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang diimplementasikan di Indonesia serta memberikan inspirasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas pribadi.

Acara seminar ini diawali dengan sambutan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro. MSc, Ph.D sebagai Guru Besar Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK-KMK UGM dan akan di moderatori oleh  Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt, M.Kes, MBA, AAK selaku Dosen Departemen Kebijakan Kesehatan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM.

Sesi pemaparan materi pertama oleh dr. Niyan Lestari selaku Kepala Bagian Penjamin Manfaat dan Utilitas (PMU) BPJS Kesehatan Cabang Sleman Yogyakarta dengan topik “Peran dan Dukungan BPJS Kesehatan Dalam Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Hari Ulang Tahun (PKG HUT)” dijelaskan bahwa BPJS Kesehatan berperan sebagai penyelenggara jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, dalam Program ini BPJS memberikan dukungan layanan kesehatan yang optimal dan akses yang lebih mudah bagi peserta.

Tujuan dan manfaat program ini untuk memastikan seluruh peserta memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan , mengoptimalkan manfaat jaminan kesehatan melalui pelayanan efektif dan efisien dan memberikan perlindungan finansial terhadap risiko kesehatan. Skema dukungan BPJS dalam PKG HUT meliputi penyediaan layanan kesehatan gratis bagi peserta terdaftar, kerjasama dengan fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang sesuai standar dan memonitoring , evaluasi pelaksanaan program agar tetap berjalan optimal. Program ini juga mempunyai tantangan yaitu Akses layanan yang terbatas , kendala administratif serta keterbatasan fasilitas, namun juga ada solusinya yaitu digitalisasi layanan , peningkatan kerja sama dengan faskes, serta sosialisasi program kepada masyarakat.

Materi kedua di sampaikan oleh dr.Rima Damayanti., M.Kes selaku Kepala Tim Kerja ILP Direktorat Tekelmas Kementerian Kesehatan RI dengan Topik “ Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) : Inovasi Skrining di Fasilitas Layanan Primer, Bagaimana Sinkronisasi dengan program yang telat berjalan?” dipaparkan arah Pembangunan Kesehatan Visi Misi Presiden Terpilih tahun 2024-2029 ada dalam 8 Misi Asta Cita, 17 Program Prioritas dan 8 Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) / Quick Win. Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah. Data yang ada menunjukan terdapat beban pada seluruh siklus kehidupan, pada Bayi,Balita dan anak Pra-Sekolah terdapat 21.5% stunting. Anak sekolah dan Remaja terdapat Anemia 15,6% dan Jiwa 34,9%. Dewasa dan Lansia terdapat Obesitas 23,4% , Hipertensi 30,8% dan Gula 24,3%.

Program Hasil Terbaik Cepat yaitu Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dibagi sesuai siklus hidup dan dilaksanakan di Puskesmas dan Klinik Swasta Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama/FKTP. Pada Anak usia sekolah dan remaja akan dilaksanakan di sekolah saat tahun ajaran baru Juni 2025. Terdapat juga Siklus Bayi Baru Lahir, Balita dan Anak Pra-Sekolah dan Dewasa Lansia. Persiapan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Gratis, ada hal yang harus diperhatikan yaitu:

  1. Peserta usia 40 tahun ke atas harus puasa 8-10 jam sebelum pelayanan (hanya konsumsi air putih)
  2. Peserta Lansia disarankan datang dengan pendamping
  3. Wajib membawa Identitas diri, buku KIA, Tiket pemeriksaan diaplikasi SSM/WhatsApp
  4. Kepesertaan JKN.

Upaya Peningkatan Capaian PKG meningkat dengan membuka akses PKG non ultah dan PKG Komunitas, penyesuaian paket Layanan PKG Komunitas ditujukan untuk dewasa dan lanjut usia, disesuaikan dengan kemampuan mitra dan kondisi lapangan dan tersedia dalam tiga paket pemeriksaan yaitu  Paket CEPAT (Cek Pertama untuk Sehat), Paket TEPAT (Terus Periksa Biar Tambah Sehat) dan Paket MANTAP (Makin Sehat dengan Periksa Lengkap).

Pembahas pertama yaitu dr. Likke Prawidya Putri, MPH, PhD dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FKKMK menyampaikan materi berjudul Kesiapan Pelayanan Primer untuk PKG menjelaskan bahwa PKG dilakukan di fasilitas kesehatan yang melayani persalinan FKTP maupun FKTL dan pemeriksaan laboratorium untuk bayi baru lahir pada PKG Hari Ulang Tahun akan dilakukan di laboratorium jejaring yang telah ditetapkan.

PKG Usia lainnya terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu Balita dan Prasekolah yang fokusnya pada perkembangan, pertumbuhan, TB, telinga, mata , gigi , thalasemia dan gula darah. Usia Dewasa fokusnya pada kardiovaskular, paru dan kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia lebih dari 30 tahun dan kanker Paru dan usus pada laki-laki usia lebih dari 45 tahun. Mata dan Telinga, Kesehatan Jiwa, Hati (Hepatitis B dan C, fibrosis / sirosis) dan pada calon pengantin semisal Anemia pada perempuan, sifilis dan HIV. Pada Lansia sendiri sama dengan dewasa namun ditambah dengan aspek geriatri.

Kesiapan pelayanan dan laboratorium pada program ini lebih baik di Pulau jawa, wilayah timur, desa dan terpencil sering kekurangan alat. Perlunya pemerintah pusat/ daerah mengatur pemenuhan alat dengan menggunakan Anggaran daerah. Laboratorium kesehatan masyarakat masih belum optimal.  Banyak skrining berbasis kuesioner namun tetap butuh SDM terlatih. Tingginya beban kerja nakes diimbangin dengan task sharing ke non-nakes. Perlu adanya pelatihan yang bersertifikat.

Pembahas kedua yaitu dr.Vicka Oktaria, MPH,Ph.D dari Departemen Biostatistika, Epidemiologi dan Kesehatan populasi, FK-KMK UGM yang memaparkan materi tentang “Public Health Screening Program” yaitu strategi pencegahan untuk mengidentifikasi individu dalam suatu populasi yang mungkin memiliki penyakit tertentu, meskipun belum menunjukan gejala. Tujuannya untuk mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, memungkinkan intervensi tepat waktu dan meningkatkan hasil kesehatan populasi.

Terdapat perbedaan Skrining dan Diagnosis, skrining sendiri dilakukan pada individu yang tampaknya sehat untuk mendeteksi kemungkinan penyakit. Lalu tes diagnosis digunakan untuk memastikan keberadaan atau ketiadaan penyakit pada individu yang menunjukan gejala atau memiliki hasil skrining positif. Tujuan program skrining itu sendiri meliputi deteksi dini dan pengobatan cepat untuk mengurangi kematian (misalnya kanker payudara dan serviks). Mengurangi keparahan penyakit, memberikan pilihan yang lebih baik bagi individu dan mengendalikan penyebaran penyakit.

Faktor yang dipertimbangkan dalam skrining ada 3, yaitu Penyakit, Tes Skrining dan Diagnosis dan Pengobatan. Karakteristik tes Skrining yang ideal : Sensitivitas dan spesifisitas tinggi, Andal sederhana dan mudah diterapkan , Biaya efektif dan cepat serta dapat diterima oleh masyarakat. Sensitivitas merupakan kemampuan tes mendeteksi individu yang benar-benar sakit, Spesifisitas merupakan tes mendeteksi individu yang benar-benar sehat , serta Positive Predictive Value (PPV) dan Negative Predictive Value (NPV) tergantung pada prevalensi penyakit dalam populasi.

Pelaksanaan program ini harus memiliki sistem rujukan yang kuat, memerlukan koordinasi antar sektor kesehatan dan kualitas tes harus terus diawasi melalui sistem pemantauan. Program ini juga terdapat tantangan diantaranya adalah Kurangnya kesadaran dan kepercayaan masyarakat, Akses terbatas, Stigma terhadap penyakit tertentu, Keterlambatan hasil laboratorium dan kendala biaya, Sistem rujukan yang lemah dan masalah transportasi serta kehilangan pasien dalam tindak lanjut dan keterbatasan stok obat.

Setelah sesi pemaparan materi dan sesi pembahasan selesai, dilanjutkan sesi terakhir yaitu sesi tanya jawab melalui chat zoom oleh para peserta seminar dan dibalas oleh para pemateri dan para pembahas. Kesimpulan dari Seminar Rabuan bertema “Skrining Kesehatan Gratis di Layanan Primer” menyoroti pentingnya deteksi dini penyakit kronis melalui pemeriksaan kesehatan gratis difasilitasi layanan primer. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan dengan fokus pada pemanfaatan skrining sebagai langkah preventif. Program ini menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses dan fasilitas, namun diupayakan solusi melalui digitalisasi, kerja sama lintas sektor dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh melalui deteksi dan penanganan dini.

Penyelenggara Acara: Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Bekerjasama Dengan Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen  Asuransi Kesehatan serta Kanal Pengetahuan FKKMK UGM

Reporter:  Hanindya Sukma Ningtyan