Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Prodi Magister Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM

Menyelenggarakan Seri Webinar mengenai:

Kerjasama Antar Profesi dalam meningkatkan status kesehatan bangsa Indonesia

 Agustus – November 2019

Pengantar:

Dalam pidato RAPBN dan Nota Keuangan di Gedung DPR, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan:

  • Pemerintah akan melanjutkan program prioritas di bidang kesehatan, dengan memperkuat layanan dan akses kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, diikuti ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas.
  • Penguatan program promotif dan preventif juga dilakukan, melalui pemenuhan gizi dan imunisasi balita, serta edukasi publik tentang pentingnya pola hidup sehat untuk menekan angka penyakit tidak menular.
  • Konvergensi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting pada 2020 juga diperluas mencakup 260 kabupaten/kota.
  • Dukungan bagi kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan melahirkan juga menjadi prioritas.
  • BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional dibenahi secara total.(*)

Perhatian pemerintah terhadap kesehatan ini diharapkan akan meningkatkan statis kesehatan masyarakat.

Dalam merespon perkembangan ini, Pengelola Prodi S2 IKM dan Prodi S2 KMK  mencermati perlunya kerjasama antar profesi dalam kegiatan kesehatan. Tanpa ada kerjasama antar profesi dikawatirkan tujuan peningkatan kegiatan  kesehatan tidak akan tercapai maksimal.

Tujuan Seri Seminar

  1. Membahas isu-isu kesehatan yang dinilai penting untuk menjawab pidato Presiden dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.
  2. Membahas aspek kerjasama antar profesi dalam pembahasan isu.
  3. Menggunakan pembahasan untuk memberikan masukan kebijakan dan operasional bagi pemerintah dan masyarakat.

Jadual Kegiatan (Silahkan klik untuk melihat isi)

Judul: BIGDATA4HEALTH

Rabu, 28 Agustus 2019

10.00 – 12.00 WIB

Presenter:

Lutfan Lazuardi, Ph.D


Pembahas:

Pak Agung/Balitbangkes



Aldilas Achmad Nursetyo/TMU


Moderator:

Guardian Sanjaya, MHltInfo

Deskripsi:

Sesi ini membahas tentang potensi analisis data besar untuk kesehatan. Data besar ditandai dengan ciri volumenya yang sangat besar, kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat, dan variasi data yang sangat beragam yang sebagian besar tidak terstruktur. Analisis data besar tidak lagi bisa dikelola dengan cara tradisional, akan tetapi dengan algoritma pembelajaran mesin (machine learning algorithm) dan melibatkan data scientist. Dengan karateristik dan kompleksitasnya, analisis data besar membutuhkan keterlibatan multi disiplin dan multi profesi. ilmu dari bidang kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, serta data science. Analisis data besar memiliki potensi besar dalam mendukung program kesehatan, misalnya surveilans penyakit menular, upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, penentuan prioritas masalah kesehatan serta strategi promosi dan prevensi yang efektif serta untuk meningkatkan efisiensi biaya pelayanan kesehatan. Pada sesi ini kan dibahas beberapa inisiatif penggunaan data besar untuk kesehatan dan keterlibatan disiplin multiprofesi dalam mengelola dan memanfaatkannya.

Tujuan Sesi:

  1. Mendiskusikan potensi analisis data besar untuk kesehatan.
  2. Membahas kolaborasi antar profesi dalam pemanfaatan data besar untuk kesehatan.
  3. Memberikan masukan kebijakan (policy and practice).

Referensi:

  1. Ramadona AL, Lazuardi L, Hii YL, Holmner A, Kusnanto H, Rocklöv J. Prediction of dengue outbreaks based on disease surveillance and meteorological data. PLoS One 2016;11. doi:10.1371/journal.pone.0152688
  2. Husnayain A, Fuad A, Lazuardi L. Correlation between Google Trends on dengue fever and national surveillance report in Indonesia. Glob Health Action 2019;12. doi:10.1080/16549716.2018.1552652

JUDUL
Pencegahan Fraud: Implikasi untuk Pendidikan Interprofesi dalam Tingkat Pascasarjana

WAKTU
Rabu, 4 September 2019
10.00 – 12.00 WIB

TEMPAT
Ruang Theater Perpustakaan FK-KMK UGM
Jl. Farmako Sekip Utara, Yogyakarta

NARASUMBER

Sundoyo, SH.,MKM.,M.Hum (Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) (Melalui Webinar)


PEMBAHAS

dr.Budi Mulyono, Sp.PK(K).,MM (Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)) FK-KMK UGM



dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS (Ketua Minat Magister Manajemen Rumahsakit FK-KMK UGM)



Sri Wiyanti Eddyono, S. H., LL.M, Ph. D (Sekretaris Program Magister Ilmu Hukum UGM)


FASILITATOR:

Prof. Laksono Trisnantoro

DESKRIPSI

Sesi ini membahas Permenkes no 16 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan Fraud serta pengenai saksi administrasi terhadap kecurangan dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan. Keberadaan fraud yang terkait dengan jaminan kesehatan merupakan hal yang telah diperhatikan secara serius oleh Kemenkes dan berbagai pihak. Namun masih banyak pihak di dalam sector kesehatan yang belum memahami fraud, karena memang belum banyak penelitian dan juga materi pendidikan mengenai fraud. Di dalam upaya pencegahan fraud ini perlu dipikirkan mengenai kegiatan pendidikan yang mencakup pendidikan residen, pendidikan manajer rumahsakit, sampai pendidikan ahli hukum kesehatan di level pascasarjana. Diharapkan ada materi pendidikan tentang fraud sehingga memicu pengembangan para dosen yang mampu memberikan perkuliahan, yang mampu memberi pembekalan kepada residen, mahasiswa pascasarjana kesehatan masyarakat, dan juga mahasiswa pascasarjana hukum.

TUJUAN SESI

  1. Membahas ringkasan Permenkes mengenai fraud di jaminan kesehatan;
  2. Mengantisipasi masalah fraud kesehatan di Indonesia;
  3. Membahas prospek pendidikan lintas profesi di level pascasarjana tentang fraud.

REFERENSI

  1. Permenkes no 16 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Kecurangan Fraud serta pengenai saksi administrasi terhadap kecurangan dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
  2. World Bank. 2018. Preventing-Detecting-and-Deterring-Fraud-in-Social-Health-Insurance-Programs-Lessons-from-Selected-Countries.
  3. WHO. 2011. Prevention not cure in tackling health-care fraud. Bulletin of the WHO. Volume 89, Number 12 December 2011., 853-928.
  4. Trisnantoro L. 2019. Kebijakan Pembiayaan dan Fragmentasi Sistem Kesehatan. UGM Press.
  5. Agrawal S, Tarzy B, Hunt L, Taitsman J, dan Budetti P. 2013. Expanding Physician Education in Health Care Fraud and Program Integrity. Acad Med. 2013;88:1081–1087.

INFORMASI

drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE

Nomor telpon: 0813-2935-8583

JUDUL

Pembiayaan Bagi Orang Dengan Schizophrenia

WAKTU

Rabu, 11 September 2019 10.00-12.00 WIB

TEMPAT

Ruang Auditorium Gedung Tahir, Lantai I. Farmako Sekip Utara, Yogyakarta.

NARASUMBER

dr. Akhmad Akhadi Syamsudhuha, M.P.H (Direktur Rumah Sakit Jiwa Grhasia)



Dr. dr. Carla Raymondalexas Marchira, Sp.KJ(K) (Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM


PEMBAHAS

Muchamad Agus Priyanto, SKM., M.Kes (Kepala Seksi Kepesertaan dan Pengembangan Jaminan Jamkesos Dinas kesehatan DIY)


FASILITATOR

Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.kes., MBA. (Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM)

DESKRIPSI

Sesi ini membahas tentang pentingnya dilakukan perhitungan biaya pada kasus skizofrenia baik menyangkut biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dengan mengetahui gambaran beban biaya, baik yang ditanggung oleh pemerintah maupun biaya yang menjadi beban finansial keluarga pasien, diharapkan konsep keadilan, efektivitas dan efisiensi dibutuhkan oleh para pembuat keputusan dalam mengalokasikan anggaran secara berimbang, untuk memastikan keberlangsungan layanan bagi pemulihan ODS. Apakah Jaminan Kesehatan Nasional mampu memberi harapan bagi pemulihan Orang Dengan Skizofrenia (ODS)?

TUJUAN SESI

  1. Memberikan gambaran layanan kesehatan bagi ODS.
  2. Memberi masukan sistem pembiayaan bagi ODS.

REFERENSI

Hans Pols, Pandu Setiawan, Carla R. dkk. 2019. Jiwa Sehat, Negara Kuat. Masa Depan Layanan Kesehatan Jiwa di Indonesia (volume 1). Kompas.

CONTACT PERSON

Try Purnamasari, SKM., M.P.H
HP 0852 6787 4874

JUDUL

Implementasi health promoting university di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

WAKTU

Rabu, 18 September 2019; 10.00 – 12.00 WIB

TEMPAT

Ruang Auditorium Gedung Tahir lt. 1 FK-KMK UGM Jl. Farmako Sekip Utara,  Yogyakarta

NARASUMBER

Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD
Anggota tim penyusun Health Promoting University Framework Asean University Network-Health Promotion Network (AUN-HPN)


PEMBAHAS

dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)


FASILITATOR

Dr. Supriyati., S.Sos., M.Kes

SASARAN

Peserta seminar ini adalah profesional di bidang kesehatan dan pendidikan dari berbagai intitusi, mahasiswa UGM dan alumni  (80 orang).

DESKRIPSI

ASEAN University Network – Health Promoting University (AUN-HPN) telah meluncurkan kerangka kerja Health Promoting University (HPU) pada tahun 2017.  Sebelumnya, WHO telah menerbitkan buku berjudul “Health Promoting University: Concept, Experience and Framework for Action” (WHO, 1998). Health Promoting University merupakan kampus sehat yang mendukung dan mendorong setiap sivitas akademikanya untuk hidup sehat.

Universitas sebagai tempat beraktivitas bagi mahasiswa maupun dosen dan tenaga kependidikannya, diharapkan menjadi lingkungan yang mendukung terbentuknya perilaku hidup sehat. Dengan demikian, semua sivitas akademika dapat hidup sehat dan produktif. Pada gilirannya, HPU tersebut juga memberikan dampak yang lebih luas pada masyarakat di sekitar kampus.

Pada Bulan Agustus 2019, telah ditandatangi Deklarasi Manila yang menegaskan kampus sebagai pusat untuk kesehatan dan kebugaran. Universitas Gadjah Mada, merupakan salah satu perguruan tinggi di ASEAN yang turut menandatangi Deklarasi tersebut, dan juga turut menjadi salah satu tim penyusun kerangka kerja HPU pada tahun 2017. Beberapa aktivitas yang menunjukkan upaya implementasi HPU di UGM pun telah dilaksanakan. Pada tahun 2018, beberapa fakultas telah menginisiasi pengembangan HPU pada level fakultas, seperti yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Fakultas Teknik, Sekolah Vokasi Teknik Mesin, maupun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hingga pada tanggal 19 Juli 2019 UGM telah mendeklasikan diri sebagai health promoting university. Berbagai aktivitas tersebut dapat didorong untuk menjadi “best practices” agar dapat diimplementasikan pada berbagai kampus di Indonesia. Tentu saja, Yogyakarta yang memiliki cukup banyak perguruan tinggi merupakan peluang tersendiri untuk pengembangan HPU pada skala yang lebih luas. Selain itu, HPU juga mendorong kerjasama antar profesi dan berbagai bidang keilmuan di dalam universitas. Dengan demikian, pelaksanaan HPU diharapkan dapat menjadi wadah bagi civitas akademika untuk mengimplementasikan, menganalisis, menilai dan memberikan masukan terhadap tantangan pelaksanaan kerjasama interprofesi dalam lingkup universitas maupun dalam lingkup masyarakat luas.

Oleh karena ini, Program Studi S2 IKM bermaksud untuk mengadakan seminar untuk membahas peluang dan tantangan implementasi HPU. Seminar ini sekaligus sebagai sarana soft launching Kerangka Kerja HPU (AUN–HPN) yang berbahasa Indonesia yang telah diterjemahkan oleh tim HPU UGM.   

TUJUAN SESI

  1. Memaparkan pengalaman UGM dalam mengimplementasikan HPU
  2. Mendiskusikan tantangan implementasi kerjasama interprofesi dalam kerangka HPU
  3. Mendorong diskusi kritis mengenai peluang dan tantangan dalam implementasi Healthy University Framework di Indonesia;

RUNDOWN ACARA

Waktu Kegiatan Narasumber
10.00 –  10.05 Pembukaan Moderator
10.05 – 10.35 Health promoting university dan upaya implementasinya Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD
10.35-11.00 Potensi health promoting university sebagai upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat dr. Rizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes
11.00-11.20 Peran Jejaring Perguruan tinggi dan kerjasama interprofesi dan bidang ilmu dalam implementasi health promoting university Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt.
11.20 – 11.45 Diskusi Moderator
11.45 – 11.55 Soft launching Buku Kerangka Kerja HPU edisi Bahasa Indonesia
11.55 – 12.00 Penutup Moderator

REFERENSI

  1. AUN-HPN. 2017. AUN-Health University Framework. Thailand.
  2. Grehenson, G. 2010. 57% Pencari Kerja Lulusan Perguruan Tinggi Gagal Tes Kesehatan. Diakses melalui http://www.ugm.ac.id/new/en/news/57- pencari-kerja-lulusan-pt-gagal-tes-kesehatan.
  3. 1998. Health Promoting University: Concept, Experience and Framework for Action. Copenhagen.

INFORMASI

Ifa Najiyati Nomor telpon: 0857-2616-4095

JUDUL

Digital Health Promotion: Merespon tantangan era 4.0 di bidang kesehatan

WAKTU

Rabu, 2 Oktober 2019; 10.00 – 12.00 WIB

TEMPAT

Ruang Auditorium Gedung Tahir lt. 1 FK-KMK UGM Jl. Farmako Sekip Utara,  Yogyakarta

NARASUMBER

dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D
(Ketua Departemen Perilaku Kesehatan Lingkungan Dan
Kedokteran Sosial FK-KMK UGM)


PEMBAHAS

Wisnu Martha Adiputra, SIP., M.Si.
(Dosen Ilmu Komunikasi FISIPOL)



Wisaksono Adhi
(Manager INAHEALTH TV)


FASILITATOR

Dr. Supriyati., S.Sos., M.Kes
(Dosen Departemen Perilaku Kesehatan Lingkungan Dan Kedokteran Sosial FK-KMK UGM)

SASARAN

Peserta seminar ini adalah profesional di bidang promosi kesehatan dari berbagai intitusi, mahasiswa UGM dan alumni (80 orang).

DESKRIPSI

Survei dari lembaga penelitian Nielsen pada 2017 menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh masyarakat Indonesia meningkat 2 kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (44%). Pemanfaat internet terbanyak adalah kelompok masyarakat dengan usia 20 – 34 tahun. Peningkatan kepemilikan telepon pintar (smartphone), menjadi faktor utama penyebab meningkatnya pemanfaatan internet. Survei yang sama menunjukkan bahwa smartphone tidak pernah lepas dari jangkauan masyarakat Indonesia setiap hari (1)

Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan, informasi kesehatan, pendidikan kesehatan, promosi kesehatan atau berbagai tujuan terkait kesehatan masyarakat lainnya seperti eHealth, mHealth, Digital Health. Digital health menjadi pasar potensial untuk dikembangkan karena 80% pengguna internet memanfaatkan internet untuk mencari informasi mengenai kesehatan (2). Penyebaran informasi kesehatan melalui internet diketahui dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan hubungan antara dokter-pasien serta mendorong perilaku hidup sehat. Masyarakat juga merasa nyaman untuk mencari informasi dan setiap orang bebas untuk berbagi informasi mengenai hal yang sensitif atau pribadi dan sangat membantu bagi masyarakat luas. Namun, mudahnya

akses informasi kesehatan melalui internet ini menyisakan tantangan untuk memastikan validitas informasi, kontrol kualitas dan kemampuan literasi kesehatan masyarakat.

Berbagai permasalahan tersebut perlu direspon secara tepat, salah satunya  melalui digital health promotion. Promosi kesehatan merupakan kegiatan memampukan masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan. Di abad 21, promosi kesehatan mengalami berbagai tantangan untuk mengembangkan intervensi berbasis digital untuk dapat menjangkau masyarakat umum. Berbagai intervensi yang telah dilakukan meliputi pemanfaatan sms, mobile application dan website untuk memberikan pendidikan kesehatan hingga konseling baik untuk masyarakat umum maupun masyarakat dengan kebutuhan khusus. Namun demikian, pemanfaatan promosi kesehatan dalam dunia digital juga perlu memperhatikan digital divide, di mana tidak semua orang memiliki akses, waktu, kemampuan dan kemauan untuk mengakses internet dan teknologi informasi. Untuk menghindari adanya information gap akibat digital divide, diperlukan upaya promosi kesehatan yang luas, tidak hanya terkait informasi kesehatan yang diberikan, namun juga melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kemauannya dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi secara baik (3,4).

Untuk merespon pentingnya digital health promotion serta tantangan ke depannya, Program Studi S2 IKM bermaksud mengadakan seminar dengan tema “Digital Health Promotion: Merespon tantangan era 4.0 di bidang kesehatan”. Berbagai tantangan implementasi dan best practice pelaksanaan digital health promotion akan dibahas dalam seminar ini. Dengan demikian, solusi serta kerjasama untuk menggiatkan praktik digital health promotion dapat dilakukan.

TUJUAN SESI

  1. Mendiskusikan tantangan dalam implementasi digital health promotion di Indonesia
  2. Mendorong diskusi kritis mengenai best practice dan kerjasama antar profesi dalam intervensi digital health promotion di era 4.0 dan 5.0;

RUNDOWN ACARA

Waktu Kegiatan Narasumber
10.00 – 10.05 Pembukaan Moderator
10.05 – 10.35 Digital health promotion: Tantangan

dan peluang implementasi

Dr. Fatwa Sari Tetra

Dewi, MPH., Ph.D.

10.35 – 11.05 Literasi media untuk mendukung

smart digital society

Wisnu Martha Adiputra,

SIP., M.Si.

11.05 – 11.35 Best practice pengembangan digital

health promotion (INAHEALTH)

Wisaksono Adi
11.35 – 11.55 Diskusi Moderator
11.55 – 12.00 Penutup Moderator

REFERENSI

  1. Nielsen. The New Trend Among Indonesia’s Netizens, How And Where Digital Consumers Are Watching Content Online. New York; 2017.
  2. Lupton D. Health promotion in the digital era: A critical commentary. Health Promot Int. 2015;30(1):174–83.
  3. Quintana Y, Feightner JW, Wathen FCN. Preventive health information on the Internet. 2001;47:1759–65.
  4. Bernnhardt JM. Health education and the digital divide: building bridges and filling chasms. 2000;527–31.

INFORMASI

Fitrina M Nomor telpon: 0857-3063-7954

HUMAN RESOURCE SKILL MIX AND TASK SHIFTING IN INDONESIAN HEALTH SYSTEM

Rabu, 9 Oktober 2019
Auditorium Gedung Ruang Kuliah FK-KMK, Lantai 1

Deskripsi

Task shifting adalah salah satu cara komunitas Public Health dan pemerintah nasional dapat menangani masalah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan secara langsung. Task shifting adalah proses pendelegasian dimana tugas dipindahkan, jika sesuai, kepada petugas kesehatan dengan kualifikasi lebih umum.

Dengan dengan cara ini, pengalihan tugas menghadirkan solusi yang layak untuk meningkatkan cakupan perawatan kesehatan. Di samping itu desain ini memungkinkan penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien yang sudah tersedia dan dengan cepat meningkatkan kapasitas sementara program pelatihan bagi tenaga kesehatan dan retensi diperluas.

Beberapa negara berkembang sudah menjalankan kebijakan ini. Bagaimana dengan Indonesia?

Tujuan Sesi
1. Konsep task shifting tenaga kesehatan di Indonesia
2. Implementasi kebijakan task shifting di Indonesia
3. Peluang masa depan dan opsi kebijakan task shfting dalam konteks JKN

Pembahas :

dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS (Dosen Departemen Kebijakan dan Kesehatan, FK-KMK Universitas Gadjah Mada)



dr. Jon Paat, M.Kes(MMR) – Ketua PERSI Daerah Papua


Referensi :
1. Fulton BD, Scheffler RM, Sparkes SP, Auh EY, Vujicic M, Soucat A. Health workforce skill mix and task shifting in low income countries: a review of recent evidence. Hum Resour Health. 2011;9:1. Published 2011 Jan 11. doi:10.1186/1478-4491-9-1
2. Seidman G, Atun R. Does task shifting yield cost savings and improve efficiency for health systems? A systematic review of evidence from low-income and middle-income countries. Hum Resour Health. 2017;15(1):29. Published 2017 Apr 13. doi:10.1186/s12960-017-0200-9

Contact Person
Siti (081328601706)

INVESTASI PADA KESEHATAN ANAK DAN REMAJA (8000 HPK): Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Intelektual Remaja serta Tantangan Masa Kini

Rabu, 16 Oktober 2019
Auditorium Gd. Tahir Foundation Lantai 1 FKKMK UGM
10.00 – 12.00 WIB

Narasumber:

Diana Setiyawati, M.HSc. Psy., Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM) – Fase krusial perkembangan kognitif dan intelektual remaja



dr Iin Nadzifah Hamid – BKKBN DIY



dr. Prahesti Fajarwati – Dinkes DIY


 

Pembahas:

Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, S.U., M.Sc., Sc.D. (Guru Besar FK-KMK UGM) – 8000 Hari Pertama Kehidupan: Remaja Masa Depan Bangsa


Deskripsi:

Fase sensitif menentukan perkembangan seseorang dalam pencapaian potensi penuh sebagai seorang dewasa. Usia dewasa dicapai dalam 8000 hari pertama kehidupan (HPK). Investasi 1000 HPK telah dikenal luas sebagai prioritas utama pembangunan, namun hal tersebut tidaklah cukup, diperlukan pula perhatian pada 7000 HPK berikutnya. Setidaknya terdapat 3 fase krusial pada masa ini, yaitu kanak-kanak dan fase konsolidasi (5-9 tahun) dengan infeksi dan malnutrisi serta angka mortalitas yang tinggi menjadi permasalahan utama di dalamnya; growth spurt masa remaja (10-14 tahun) dengan peningkatan tajam indeks massa tubuh dan terjadinya pubertas; serta pertumbuhan remaja  dan fase konsolidasi (15-19 tahun) yang penting dalam restrukturisasi otak lebih lanjut, kaitannya dengan eksplorasi, eksperimentasi, dan inisiasi perilaku yang akan menentukan kesehatan di masa mendatang. Dua pendekatan utama yang dapat dilakukan untuk memperluas investasi pembangunan manusia terkait fase di atas adalah pendekatan berbasis sekolah  untuk kanak-kanak dan remaja awal serta pendekatan mixed yang berfokus pada remaja usia 15-19 tahun dengan melibatkan komunitas, media, dan sistem kesehatan.

Sesi ini membahas tentang investasi pembangunan manusia pada masa remaja. Sesi juga akan membahas fase-fase sensitif perkembangan remaja dan upaya pencapaian potensi penuh sebagai dewasa nantinya. Dengan menaruh perhatian lebih pada anak dan remaja, diharapkan ke depan Indonesia akan memiliki SDM dengan pencapaian kesehatan fisik, kognitif, dan intelektual terbaik.

 

Tujuan Sesi:

  1. Memberikan deskripsi realita permasalahan terkini pada remaja
  2. Mendiskusikan solusi permasalahan remaja
  3. Pentingnya peran inter profesional dalam pencapaian perkembangan fisik, kognitif dan intelektual yang optimal pada remaja.
  4. Memberikan masukan kebijakan (policy and practice) untuk mengoptimalkan perkembangan fisik, kognitif dan intelektual remaja

 

Referensi:

  1. Bundy, D. A. P., de Silva, N., Horton, S., Patton, G. C., Schultz, L., Jamison, D. T. (2018) Investment in Child and Adolescent Health and Development: Key Message from Disease Control Priorities, 3rd Lancet 391: 687-99.

Contact Person:

Siti (081328601706)

KOLABORASI ANTAR PROFESI DALAM MENANGANI STUNTING

Rabu, 23 Oktober. 2019  jam10.00 – 12.00 WIB
Tempat: Auditorium Gd. Tahir FK-KMK Lt.1

Narasumber:

Dr.rer.nat.dr. BJ. Istiti Kandarina (Ketua Minat Gizi Kesehatan,
Prodi S2 IKM FK-KMK UGM)


Pembahas:

dr. Retno Sutomo, Sp.A(K), Ph.D (Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM)



drg. Hunik Rimawati, M.Kes (Kabid Kesmas Dinkes Kulonprogo)



Sudarmanto, SIP, M.Si (Kepala Dinas Pembangunan Desa, Dalduk dan KB Kab. Kulonprogo)


Moderator:

Lastdes Cristiany Friday, S.Gz, MPH (Dosen Departemen BEPH FK-KMK UGM)

Deskripsi:

Sesi ini membahas tentang stunting. Stunting (tinggi badan lebih rendah dibanding standar usia) atau kekurangan gizi kronis, disebabkan oleh kekurangan gizi dan gangguan kesehatan di masa kanak-kanak, yang dimulai dari dalam kandungan. Anak-anak yang menderita stunting tidak akan tumbuh mencapai tinggi optimal dan otak mereka mungkin juga tidak akan berkembang sempurna untuk mencapai potensi kognitif tertinggi. Stunting tidak hanya menghambat potensi individu tetapi juga modal sumber daya manusia sebuah bangsa. Oleh karena itu, Indonesia berusaha untuk mencegah stunting untuk memastikan Indonesia terus tumbuh makmur di abad ke 21 dengan meningkatkan kesetaraan kesempatan bagi semua anak bangsa. Indonesia memulai komitmen baru untuk mencegah stunting pada bulan Agustus 2017 dengan memperkenalkan Strategi Nasional untuk Mempercepat Pencegahan Stunting (StraNas Stunting). StraNas Stunting mengakui bahwa akar penyebab stunting kompleks dan melibatkan multi-sektor sehingga membutuhkan upaya di semua tingkat pemerintahan.

Tujuan Sesi:

  1. Mendiskusikan potensi terjadinya stunting.
  2. Membahas kolaborasi antar profesi dalam mencegah terjadinya stunting.
  3. Bagaimana kebijakan (policy and practice) dalam menangani stunting.

Referensi:

  1. Claudia Rokx, Ali Subandoro, Paul Gallagher, 2018, Aiming high Indonesia’s Ambition to reduce stunting, World Bank Group

Contact Person:

Siti (081328601706)

Judul

Strategi Penurunan Kematian Ibu  dengan Kelainan Jantung

Deskripsi

Penyakit sebagai penyebab tidak langsung kematian Ibu saat ini mulai menjadi perhatian di beberapa negara termasuk Indonesia. Angka kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit mulai meningkat presentasinya sejak tahun 2010 hingga sekarang terutama di beberapa kota besar dengan fasilitas kesehatan yang lengkap. Salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian ibu dibeberapa negara termasuk di beberapa kota di Indonesia dengan fasilitas kesehatan yang lengkap adalah penyakit jantung.

Insiden kelainan jantung dalam kehamilan berkisar antara 0,2-4% di dunia, sedangkan di Indonesia berkisar antara 0,5 sampai 1,5 %. Pada masa yang akan datang, jumlah kelainan jantung dalam kehamilan akan semakin meningkat  seiring dengan berhasilnya tatalaksana wanita yang mengalami kelainan jantung bawaan, sehingga wanita tersebut mampu mencapai usia produktif. Tatalaksana penyakit jantung dalam kehamilan membutuhkan kolaborasi interprofesi untuk dapat saling melengkapi kompetensi masing-masing, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasien yang kompleks.

Interprofessional Collaboration Practice (IPCP) terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan bersama-sama memiliki tujuan memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu terbaik bagi pasien. IPCP telah dibuktikan dalam berbagai penelitian, mampu memberikan outcome yang lebih baik bagi pasien, serta direkomendasikan untuk berbagai kasus kompleks dan membutuhkan pendekatan yang multidisipliner. IPCP memberikan tatalaksana komprehensive terhadap seluruh masalah yang dialami oleh pasien yaitu dari aspek biopsikososiokultural, dan meningkatkan komunikasi antar health professionals sehingga menunjang tercapainya pelayanan yang patient safety. seluruh capaian tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.  1–6

Waktu

Rabu, 30 Oktober 2019; 10.00 – 12.00 WIB

Tempat

Ruang Auditorium Gedung Tahir lt. 1 FK-KMK UGM Jl. Farmako Sekip Utara,  Yogyakarta

Tujuan

  1. Memberikan gambaran pelayanan kolaborasi interprofesi dalam tatalaksana ibu hamil dengan kelainan jantung.
  2. Mendiskusikan peran masing-masing profesi dalam tatalaksana ibu hamil dengan kelainan jantung.
  3. Memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam menyusun panduan pelayanan bagi ibu hamil dengan kelainan jantung.

Sasaran

Peserta seminar ini adalah pengambil kebiajakan dan profesional di bidang kesehatan maternal dari berbagai institusi, mahasiswa UGM dan alumni.

Narasumber

Suryani Yuliyanti, M.Kes (Mahasiswa S3, peneliti care pathway untuk ibu hamil dengan kelainan jantung)


Pembahas

dr. Irwan Taufiqur Rachman, SpOG(K) (Kepala Instalasi Maternal Perinatal RSUP Dr. Sardjito)



dr.Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP(K) (Anggota Tim penyusun PNPK ibu hamil dengan kelainan jantung)


Moderator

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD ( Guru Besar FK-KMK UGM)

Susunan Acara

Waktu Kegiatan Narasumber
10.00-10.05 Pembukaan Moderator

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD

10.05- 10.35 Implementasi care pathway dan praktek kolaborasi  interprofesi untuk Ibu Hamil dengan kelainan jantung Mahasiswa S3 UGM, peneliti care pathway untuk ibu hamil dengan kelainan jantung

dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes

10.35-11.05 Peran profesi kebidanan dalam manajemen pelayanan ibu hamil dengan kelainan jantung Kepala Instalasi Maternal Perinatal RSUP Dr. Sardjito

dr. Irwan Taufiqur Rachman, SpOG(K)

11.05-11.35 Peran profesi ahli jantung dalam manajemen pelayanan ibu hamil dengan kelainan jantung Anggota Tim penyusun PNPK ibu hamil dengan kelainan jantung

Dr. dr.Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP(K)

11.35-11.55 Diskusi Moderator

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD

11.55-12.00 Penutup Moderator

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc. PhD

 

 

Referensi

  1. World Health Organization. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice. Practice 2010; 1–63.
  2. Reeves S, Pelone F, Harrison R, et al. Interprofessional collaboration to improve professional practice and healthcare outcomes ( Review ). Cochrane Libr 2017; 10–13.
  3. Regitz-Zagrosek V, Blomstrom Lundqvist C, Borghi C, et al. ESC Guidelines on the management of cardiovascular diseases during pregnancy. Eur Heart J 2011; 32: 3147–3197.
  4. Zwarenstein M, Goldman J, Reeves S. Interprofessional collaboration: effects of practice-based interventions on professional practice and healthcare outcomes. Cochrane Database Syst Rev Cochrane Libr 2009; Art. No. CD000072.
  5. Mayer F, Bick D, Taylor C. Multidisciplinary care for pregnant women with cardiac disease: A mixed methods evaluation. Int J Nurs Stud 2018; 85: 96–105.
  6. NHS England. Cardiac Disease in Pregnancy Regional clinical guidance and referral protocol for the management of congenital and acquired cardiac disease from preconception to the postnatal period. 2012; 1–58.

Judul

Menuju Sistem Surveilans Dan Respons Penyakit Yang Terintegrasi

Waktu

Rabu, 20 November 2019; 10.00 – 12.00 WIB

Tempat

Auditorium FK-KMK UGM

Pendahuluan

Salah satu kunci dari suatu sistem kesehatan yang berkelanjutan adalah keberadaan sistem surveilans dan respons penyakit yang andal. Kegiatan surveilans dan respons memerlukan sistem digital yang efektif dan efisien untuk mendeteksi, menganalisis, memvisualisasikan sampai dengan membantu proses pengambilan keputusan termasuk respons secara cepat dan akurat sehingga kejadian penyakit dapat dikendalikan secara baik. Hal ini semestinya berlangsung dalam setiap kondisi, wabah atau non wabah, bencana atau bebas bencana.

Namun, seiring dengan dibutuhkan sistem digital oleh semua program pengendalian penyakit, yang terjadi justru sebaliknya. Setiap sistem mengembangkan sistem surveilans tersendiri. Sehingga muncul kekhawatiran jika sistem digital justru menjadi penyebab disintegrasinya sistem surveilans dan repons. Di sisi yang lain, teknologi digital justru menawarkan kerangka interoperabilitas dan pertukaran data elektronik secara efektif dan efisien. Selain dari sisi teknologi, tantangan terhadap sistem surveilans penyakit yang terintegrasi adalah beragamnya sumber data.

Kuliah lintas profesi kali ini akan membahas beragam aspek, tantangan dan inovasi yang telah dilakukan dalam upaya mewujudkan sistem surveilans dan respons penyakit yang teritegrasi.

Tujuan Sesi:

  1. Menggambarkan situasi sistem surveilans dan respons penyakit di Indonesia
  2. Memaparkan contoh inovasi berbasis digital untuk mengintegrasikan sistem surveilans penyakit dan respons
  3. Membahas pentingnya peran kerja sama lintas profesi dalam mendukung terwujudnya sistem surveilans dan respons penyakit terintegrasi.
  4. Memberikan masukan kebijakan (policy and practice) untuk mengoptimalkan beragam upaya dalam mewujudkan sistem surveilans dan respons penyakit terintegrasi

Nara Sumber:

Hanif Pandu Suhito, SKM, M.Kom, M.Si – Kepala Seksi Informasi & Pengendalian Sarana Kesehatan



Harmi Prasetyo, SE – Yayasan KNCV Indonesia



Aditya L Ramadona – Center for Environmental Studies



Guntur Budi Herwanto, S. Kom., M. Cs – Fakultas MIPA UGM



Dr. Agus Mutamakin, M.Sc – RS Dr. Cipto Mangunkusumo


Moderator

Anis Fuad, S.Ked, DEA – Dosen FK-KMK UGM


Contact Person:

Siti (08112545352)

Referensi:

RPJMN IV 2020-2024 Revisi 28 Juni 2019
WHO AF WHE CPI 02.2019
WHO AF WHE CPI 05.2019

KOLABORASI INTERPROFESIONAL DALAM MENGELOLA RISET KESEHATAN YANG KOMPREHENSIF
from bench side to policy side

Rabu, 27 November 2019
Auditorium FK-KMK UGM
10.00 – 12.00 WIB

Nara Sumber:
Tim World Mosquito Program – multiprofesi

Warsito Tantowijoyo, Ph.D (entomolog – entomology team leader)


dr. Eggi Arguni, M.Sc,Ph.D, Sp.A(K) (pediatrician- diagnostic team leader)


Equatori Prabowo ( media specialist – media, comm and community engangement team leader)


dr. Citra Indriani, MPH (epidemiologist – epidemiology team leader)


Ranggoaini Jahja M.Psi, M.Hum (social scientist -knowledge management team leader)


Widi Nugroho, S.E., M.MT (accountant- general manager project support )


Achmad Thamrin, SIP, MA (policy analyst – stakeholder engangement)

Moderator

dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D (Direktur Pusat Kedokteran Tropis – FKKMK UGM, trial manager dan co-PI WMP Yogyakarta)


Pembahas:

Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D. (Public Health – Tim World Mosquito Program/Principal Investigator)



dr. Fita Yulia Kisworini, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta)


Deskripsi:
Sejak tahun 2011, Pusat Kedokteran Tropis, FKKMK UGM bekerjasama dengan Monas University dan Yayasan Tahija dalam bidang penelitian untuk menguji coba teknologi inovatof Wolbachia dalam pengendalian dengue di Indonesia. Penelitian kolaboratif ini berada di bawah payung inisiatif World Mosquito Program (WMP). WMP di Indonesia berupaya mengumpulkan bukti ilmiah agar teknologi tersebut dapat dijadikan strategi pelengkap bagi pengendalian dengue di Indonesia.
Dalam penelitian kolaboratif ini setidaknya sepuluh profesi terlibat didalamnya meliputi entomolog, kesehatan masyarakat, pelibatan masyarakat, dokter, media komunikasi, pengelolaan pengetahuan, pemetaan, akuntan dan admin, laboratorium. Kerjasama interprofesi inilah yang membawa kesuksesan WMP Indonesia dalam melaksanakan riset pengendalian dengue, sehingga baik dari sisi science maupun implementasi dari science tersebut dapat dikelola dengan baik, dan tentu saja keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai tantangan yang memperkaya pembelajaran yang didapatkan.
Sesi ini membahas tentang bagaimana model kolaborasi interprofesi digunakan untuk melaksanakan suatu riset yang kompleks, mulai dari bagaimana proses bisnis riset WMP Yogyakarta, peran antar profesi sampai dengan bagaimana kerjasama interprofesi berlangsung beserta tantangan yang dihadapi.

Tujuan Sesi:
Sesi ini akan memberikan deskripsi tentang model kolaborasi interprofesi dalam mengelola riset kesehatan serta akan memberikan informasi kemajuan penelitian WMP Yogya yang telah dilakukan Pusat Kedokteran Tropis FKKMK selama lebih dari enam tahun.

Referensi:
World http://www.eliminatedengue.com/yogyakarta/tim-yogya

Contact Person:
Siti Rohana
+6281328601706

Peserta

Peserta Seri Seminar ini diharapkan para professional di bidang kesehatan dan mahasiswa sarjana dan pascasarjana berbagai fakultas, termasuk residen di pendidikan spesialis. Kegiatan dapat diikuti secara gratis melalui webinar.

Ujian untuk mendapatkan SKP

Setelah mengikuti 12 sesi Seri Seminar ini para peserta  yang berminat, dapat mengambil ujian yang akan ada SKPnya. SKP akan berasal dari:

  • IAKMI
  • IBI
  • IDI
  • PDGI
  • PPNI
  • PERSAGI

Saat ini SKP sedang diusahakan. Ujian akan diselenggarakan dengan menggunakan CBT (Computer Base Test) pada akhir bulan November 2019.

Biaya ujian adalah Rp 250.000,-

Informasi lebih lanjut ke:

Siti Rohanah
HP 08112545352
Gd. IKM Lt.1, FKKMK UGM