REPORTASE DISKUSI PANEL
Pelayanan Kesehatan Berbasis Digital pada Program Puskesmas untuk Mendukung Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi Masyarakat dan Penyakit Menular di Masyarakat

Pada hari Kamis, 26 September 2024, Program Studi Magister Kebijakan dan Manajemen Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “Pelayanan Kesehatan Berbasis Digital pada Program Puskesmas untuk Mendukung Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi Masyarakat, dan Penyakit Menular di Masyarakat”. Diskusi ini dihadiri oleh para akademisi, tenaga kesehatan, serta pihak-pihak terkait yang antusias membahas inovasi digital dalam layanan kesehatan. Acara yang berlangsung secara online dihadiri kurang lebih 300 peserta dimulai pukul 09.00 WIB dan menampilkan tiga narasumber utama yang memaparkan poin-poin krusial terkait pengembangan pelayanan kesehatan di wilayah Gunungkidul. Kegiatan ini diharapkan mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-3: Good Health and Well-being, yang bertujuan untuk memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.
Sesi 1: Peran Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Bapak Ismono, S.Si.T., M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, memaparkan peran Dinas Kesehatan dalam manajemen, monitoring, dan evaluasi program kesehatan berbasis masyarakat. Ia menyoroti berbagai isu strategis seperti angka kematian ibu dan bayi, pencegahan stunting, peningkatan pengendalian penyakit, dan penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Data menunjukkan bahwa penyebab utama kematian ibu pada tahun 2023 adalah preeklamsia dan perdarahan, sementara kematian bayi disebabkan oleh asfiksia dan kelainan kongenital jantung. Selain itu, prevalensi stunting pada balita juga menjadi perhatian utama dengan angka mencapai 23,5% pada 2022. Untuk mengatasi permasalahan ini, Bapak Ismono menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan, termasuk melalui optimalisasi Posyandu Nyawiji, yang memadukan layanan promotif dan preventif untuk siklus hidup dari ibu hamil hingga lansia.

Sesi 2: Inovasi Layanan di Puskesmas Ponjong 1

Dr. Kuncoro, M.Kes., Kepala UPT Puskesmas Ponjong 1, menjelaskan berbagai upaya kesehatan masyarakat yang dikelola di puskesmas, termasuk Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Ia menguraikan bahwa Puskesmas Ponjong 1 menyediakan layanan esensial seperti pemeriksaan umum, KIA-KB, MTBS, hingga layanan imunisasi. Selain itu, Puskesmas Ponjong 1 telah mengembangkan layanan kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan remaja, serta berbagai kegiatan promosi kesehatan berbasis komunitas.

Dr. Kuncoro juga menyampaikan bahwa manajemen Puskesmas saat ini menggunakan sistem informasi terintegrasi untuk mendukung pelaporan dan pencatatan data pasien secara digital. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan, memperkuat pemberdayaan masyarakat, serta memastikan bahwa puskesmas dapat memberikan layanan yang lebih efisien dan akurat.

Sesi 3: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wilayah

Ibu Rosa Eka Puspita, SKM, penyuluh kesehatan masyarakat ahli pertama di UPT Puskesmas Ponjong 1, memaparkan strategi pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan sesuai dengan PMK No. 8 Tahun 2019. Beliau menjelaskan bahwa pendekatan edukatif dan partisipatif sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan mencakup berbagai program seperti kesehatan ibu dan anak, kesehatan usia produktif, serta penguatan layanan Posyandu Nyawiji.

Posyandu Nyawiji merupakan salah satu inovasi yang mengintegrasikan layanan promotif, preventif, kuratif terbatas, dan rehabilitatif bagi siklus hidup masyarakat dari ibu hamil hingga lansia. Ibu Rosa menekankan pentingnya kolaborasi dengan sektor lain dan pemanfaatan aplikasi SmartHealth untuk pencatatan digital di Posyandu Nyawiji.

Diskusi interaktif dilakukan setelah sesi pemaparan materi. Beberapa peserta menyampaikan apresiasi serta memberikan masukan terkait pemanfaatan teknologi digital seperti aplikasi SmartHealth, yang membantu dalam pengumpulan data dan pemantauan kesehatan di lapangan. Beberapa kendala juga disampaikan, seperti tantangan sinyal dan keterbatasan perangkat di daerah blank spot. Para pemateri menyampaikan bahwa upaya strategis sedang dilakukan, seperti peningkatan kualitas SDM kader posyandu dan dukungan infrastruktur untuk memperluas cakupan layanan digital.

Acara diskusi panel ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pengembangan sistem layanan kesehatan digital yang lebih baik di Kabupaten Gunungkidul, khususnya dalam mendukung program-program kesehatan ibu dan anak, pengurangan stunting, serta pengendalian penyakit menular di masyarakat. Selain itu, transformasi digital diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas di Puskesmas. Ini mencakup pemanfaatan aplikasi SmartHealth untuk mendukung pencatatan dan pelaporan yang lebih efisien serta mempermudah akses data kesehatan masyarakat. Diskusi ini dapat memperkuat kolaborasi antara institusi akademik, dinas kesehatan, dan pihak terkait lainnya dalam mengembangkan pelayanan kesehatan berbasis digital. Sinergi ini penting untuk mewujudkan layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan efektif.


Reporter: Andini Prasetyawati

© Copyright - Departemen Kebijakan & Manajemen Kesehatan UGM