Bincang Pagi bersama Prof. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D Konser Amal Virtual Life, Passion, & Music Vol. 2 – Tribute to Prof. Iwan Dwiprahasto

Oleh: Lia Rahmawati

Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan telah menyelenggarakan Program Bincang Pagi Raisa Radio bersama Prof. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D dengan tema “Konser Amal Virtual Live, Passion, & Music Vol.2 – Tribute to Prof. Iwan Dwiprahasto” yang diselenggarakan pada, Selasa 9 Maret 2021 Pukul 07.30-08.30 WIB, online via Zoom App, Raisa Radio App, dan website ph.fk.ugm.ac.id

Narasumber pada Bincang Pagi ini adalah Prof. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D (Guru Besar FK-KMK UGM). Diskusi dibuka dengan pengantar oleh dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D (Kepala Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan) dan acara dipandu oleh Ghitka Nabila selaku MC pada Bincang Pagi pada hari ini.

“Apa alasan konser amal diadakan?” Tutur Ghitka.

Prof. Uut menjelaskan bahwa “Konser amal ini merupakan kelanjutan dari live passion music vol. 1, namun saat ini ceritanya diangkat karena ada sesuatu yang  sangat mendalam dan berarti yang terjadi di hidup saya, yang kemudian mengubah hidup saya. Jadi ini bertepatan dengan satu tahun berpulangnya Prof. Iwan Dwiprahasto. Hal itu menginspirasi kami dan harapannya untuk tetap menolong, berbuat kebaikan, amal, dalam apapun kondisi yang sedang kita alami.”

“Berdasarkan yang kami ketahui bahwa konser amal akan bekerjasama dengan pihak SONJO, menurut Pak Rimawan apa arti dari SONJO sendiri?” Tutur Ghitka

Pak Rimawan menjelaskan bahwa “SONJO (Sambatan Jogja) adalah gerakan masyarakat yang kaitannya menyikapi COVID-19 , sehingga misi kami fokus pada bagaimana membantu masyarakat yang rentan berisiko terkait dengan dampak COVID-19. Kami hanya fokus di 3 bidang yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi. SONJO dibentuk pada tanggal 24 Maret 2020, dan saya merasa terkejut ketika di hubungi via Whatsapp oleh Prof. Uut dan beliau mengatakan bahwa untuk kali ini donasi akan disalurkan untuk program-program SONJO. Untuk saat ini yang sedang kami kerjakan yaitu lebih banyak untuk mendorong rekan-rekan yang terutama yang ada di Bantul untuk membangun shelter-shelter desa atupun shelter kabupaten, dan harapannya bisa berkembang di seluruh DIY.”

“Apa yang membuat Prof. Uut ingin untuk Prof. Iwan dikenang dengan cara konser musik?” Tutur Ghitka

Prof. Uut mengungkapkan bahwa “Di hari musik ini kami juga ingin mengisi dengan musik, akan tetapi bukan hanya sekedar mempersembahkan lagu yang indah, tetapi juga sebagai wadah untuk mengobati kerinduan dengan figur Prof. Iwan. Menurut saya dan tentunya beberapa orang yang mengenal beliau mengatakan bahwa senyum Prof. Iwan menyejukkan hati, cara beliau menyapa seluruh orang sangat mengesankan, cara berpenampilannya menurut saya selalu menawan, dan pada saat berbicara kaya akan humor. Hal itu merupakan kombinasi yang sangat menarik, di satu sisi rendah hati dan cara berbicaranya sangat tertata. Kita tentunya bisa merasakan semangat beliau dalam berkarya dan juga dalam membela negara ini tentu dengan cara yang beliau miliki, dan hal tersebut yang menurut saya sangat mengesankan di benak banyak orang. Jika sebagai dosen, Prof. Iwan selalu dinanti oleh semua kelas, dan beliau merupakan dosen yang sangat dicintai oleh semua mahasiswa. Semoga apa yang saya sampaikan mengenai beliau tidak berlebihan, tapi itulah sosok Prof. Iwan.”

“Untuk pihak SONJO sendiri, apa alasan untuk menyetujui bekerjasama dengan konser musik yang diselenggarakan oleh Prof. Uut dan juga atribute kepada suami tercinta?” Tutur Ghitka

Pak Rimawan mejelaskan bahwa “Kebetulan saya mengenal beliau secara personal dan beberapa kali pernah berdiskusi juga dengan beliau. Kemudian setelah itu, lebih sering bertemu dengan beliau di bandara sehingga sering bercerita juga dengan beliau. Beliau selalu rapi dalam tampilannya, dan saya ingat beliau selalu memakai atasan putih, dan itu yang selalu membekas. Dimanapun kami bertemu justru selalu beliau yang sering kali menyapa telebih dahulu, dan hal ini yang selalu menarik. Kemudian di awal pandemi kami mendengar mengenai kabar sakit dan kemudian beliau wafat itu sangat menyayat hati, karena figur seperti beliau yang akhirnya menjadi korban dari COVID-19 dan itu merupakan suatu kehilangan yang besar bagi UGM dan bagi Indonesia. Oleh karena itu, ketika Prof. Uut menghubungi kami, kami sangat kaget sekaligus terharu dan tidak percaya, dan hal itu yang mendasari kami untuk memulai bekerjasama dengan konser musik yang diselenggarakan oleh Pro. Uut.”

“Bagaimana terkait persiapan dari konser amal life, Passion and Music Vol 2?” Tutur Ghitka

Prof. Uut menjelaskan bahwa “Persiapan konser ini dimulai sekitar akhir tahun, kemudian ada beberapa teman yang bertanya kepada saya kapan membuat konser kembali, karena memang sebelumnya Prof. Iwan juga sering membuat konser musik, dan hal itu yang kemudian beberapa bulan terakhir membuat saya berpikir kembali sembari mengumpulkan kekuatan karena memang cukup berat secara emosional, akan tetapi saya memiliki teman-teman yang sangat mendukung untuk konten musiknya, sehingga nanti konsepnya akan sedikit ada flashback dan kemudian juga kami memang mempersiapkan konten musik yang khusus, bahkan nanti akan ada persembahan yang sangat khusus untuk acara hari Sabtu 13 Maret 2021 ini. Terkait persiapannya berkat Pak Rimawan dan tim SONJO yang sangat luar biasa jaringannya, dan sampai acara ini bisa di dukung oleh BNI 46.”

“Saat ini di SONJO terkait pembangunan shelter akan dimulai kapan dan bagaimana prosesnya?” Tutur Ghitka

Pak Rimawan mengungkapkan bahwa “Sebenarnya bukan kami yang membangun, ini dimulai dari proses ketika pada tanggal 14 Desember kami diminta oleh rekan-rekan kesehatan untuk membantu terkait rujukan pasien antar rumah sakit. Akan tetapi kemudian ada masalah yaitu ada pasien yang ingin masuk ke rumah sakit akan tetapi tidak bisa, karena yang kami tangani adalah antar rumah sakit. Karena hal tersebut akhirnya kami berdiskusi pada saat itu dengan keluarga yang sakit, dan kami juga berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Bantul via Zoom dan kemudian beliau berkenan untuk me-refocusing satu anggarannya, yaitu untuk membentuk apa yang disebut dengan shelter tangguh. Untuk shelter tangguh sendiri di Kabupaten, dan kami juga memiliki whatsapp grup dengan nama SONJO tangguh bertujuan untuk mengumpulkan kepala desa dan kecamatan, dan sebagainya untuk berkoordinasi terkait dengan shelter tangguh dan membangun desa tangguh. Dan hal ini yang kemudian menimbulkan permintaan dari rekan-rekan desa dan lurah yang kaitannya dengan bagaimana membangun shelter ini. Terakhir kemarin kami mendapat bantuan 150 juta dari Bank Indonesia, dan kemudian 150 juta lagi dari OJK. Jadi bukan kami yang membangun sebenarnya, yang membangun tetap kepala desa dan dibantu oleh rekan-rekan sekalian.”

“Mengapa Shelter di Desa sangat dibutuhkan?” Tutur Ghitka

Pak Rimawan menjelaskan bahwa “Bermula dari alasan kami masuk ke daerah Bantul, pada saat itu ada bu Endang Lukitaningsih dari Farmasi yang menjelaskan bahwa terdapat masalah yaitu banyak pasien-pasien yang sudah sampai ke rumah-rumah, isolasi mandiri dirumah dan sebagainya. Oleh karena itu, kami tidak bisa membiarkan hal tersebut terus terjadi sehingga kami turut membantu, dan ternyata disana sudah terdapat sistem yang sangat bagus dan ini sudah dibangun oleh Kepala Dinas Kesehatan Bantul yang kami harapkan beliau dapat di cloning untuk masalah COVID-19 di Indonesia karena beliau sangat brilian sekali. Beliau sudah membuat rumah sakit khusus lapangan yang sudah dibentuk pada bulan April, sedangkan di Jakarta pada saat itu rumah sakit baru dibentuk pada bulan Juli. Kemudian dibawahnya ada shelter kabupaten, dan dibawahnya lagi terdapat shelter-shelter desa, dan bahkan saat ini sudah ada untuk tingkat dusun hanya untuk karantina sembari menunggu hasil tes PCR. Ketika saya menangani di SONJO rewangan, saat menanyakan terkait kondisi seorang pasien dan rekan saya dari RSUD Bantul mengatakan bahwa pasien sudah di rujuk ke puskesmas, dan pada saat itu saya kaget karna ternyata ada rumah sakit yang merujuk ke puskesmas, dan ternyata kondisi pasien yang sudah membaik tersebut diturunkan ke shelter, jadi rumah sakit hanya untuk pasien dengan kondisi sedang dan kritis.”

“Kenapa memilih sonjo?” Tutur Ghitka

Prof. Uut menjelaskan bahwa “Pertama, pada saat konser amal pertama memang didedikasikan untuk Yayasan Kanker Indonesia di Yogyakarta, dan alasan tersebut juga didasari karena Prof. Iwan memiliki riwayat leukimia yang terkendali dengan sangat baik. Untuk alasan kedua yaitu karena kami sangat kehilangan dan beliau berpulang karena COVID-19 dan saya sendiri sempat dirawat karena COVID-19, dan alasan paling akhir yaitu karena dari SONJO angkringan pada saat itu meminta saya untuk sharing bagaimana pada saat menjadi pasien yang dirawat inap di rumah sakit, dan disitulah saya langsung berpikir untuk membuat konser dan dikatikan dengan COVID-19, dan yang ada di dalam kepala adalah SONJO.”

“Siapa saja yang akan hadir di acara tersebut?” Tutur Ghitka

Prof. Uut menjelaskan bahwa “Ada beberapa teman-teman musisi yang akan bersama-sama menghadirkan musik yang nantinya akan ada 5 segmen, yaitu segmen memori keluarga, segmen sosok Prof. Iwan, segmen melepas kepergian beliau, segmen menguatkan, dan segmen menatap kedepan. Akan ada seorang tokoh musisi yaitu Pak Budi Utomo Prabowo. Beliau merupakan tokoh yang mempunyai sekolah music Musicasa yang juga terkenal dengan Jakarta City Philharmonic. Kemudian juga ada teman-teman yang sering berkolaborasi dengan saya, music directornya adalah Afriza Animawan. Kemudian akan ada penampilan lain dari grup Oldies Section Band, grup SKE Band, dan akan ada 2 grup Line Dance yang akan membuat kita selain gembira tentunya sehat.”

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.